LONGGAR, Selonggar Dunia Belajar Generasi Muda Makassar


[Gambar : tribuntimur]

Makassar ta’ tidak rantasa merupakan salah satu peribahasa yang menjadi slogan andalan pemerintah dan masyarakat kota Makassar saat ini. Slogan yang akrab disapa MTR ini memiliki arti kota Makassar kita tidak kotor. Banyak upaya yang dilakukan permerintah dalam menyukseskan program ini, salah satunya adalah LONGGAR (Lorong Garden). LONGGAR adalah kegiatan bersama masyarakat-masyarakat lorong untuk membantah persepsi khalayak luas mengenai lorong perkotaan yang kumuh dan kotor menjadi lorong-lorong kota yang indah, asri, dan bersih.

Se-Longgar Dunia Belajar Generasi Muda Makassar

Memandang LONGGAR (Lorong Garden) dari sektor pendidikan secara langsung dapat memberikan dampak yang luar biasa bagi mereka si Anak Lorong. Longgar dalam kamus besar bahasa indonesia berarti tidak sempit atau tidak sesak menghadirkan makna tersendiri bagi pendidikan anak lorong. Se-longgar diartikan sebagai dunia yang luas tanpa batas untuk anak-anak kota Makassar belajar. Lantas, seperti apakah Lorong Garden menjadi pigur pendidikan anak lorong? Berikut uraiannya:

  • Lorong Garden adalah Media Pembelajaran Lingkungan yang Menyenangkan

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2008: 7). Dalam hal ini adalah untuk memudahkan anak dalam memahami sesuatu yang mereka pelajari. Seperti proses merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat anak sehingga  proses belajar mereka berlangsung menyenangkan dan tidak mengesampingkan dunia anak yaitu dunia bermain. Karena pada dasarnya dunia pendidikan perlu memahami secara revolusi bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Sejak 300 tahun SM, Plato menyadari pentingnya bermain sebagai salah satu kegiatan manusia yang bermanfaat (Andi.Yudha : 2009). Manfaat bermain bagi anak sangat banyak salah satunya adalah menimbulkan kegembiraan (Karl Buhler dan Schank Danzigner). Olehnya itu Lorong Garden sangat berpotensi menjadi media pembelajaran berbasis lingkungan masyarakat. Melalui Lorong Garden anak dapat belajar secara individu maupun berkelompok dengan berada dipusat pembelajaran yang akan mereka peroleh. Seperti, mengapa masyarakat harus menjaga kebersihan lingkungan, proses bercocok tanam, merawat tumbuhan, manfaat tumbuhan untuk kehidupan sekitar dan lain sebagainya.

  • Pengoptimalan LONGGAR sebagai Lingkungan Belajar Nonformal

Prof. Dr Sudarman Damin dan Dr. H. Khairil dalam bukunya yang berjudul psikologi pendidikan menyatakan bahwa manusia hari ini sangat mirip dengan penghuni gua yang tinggal 20.000 atau 30.000 tahun lalu. Akan menjadi apa dan seperti apa kedepannya akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan nyaris selalu memodifikasi potensi bawaan dan itu berlangsung sepanjang perkembangan anak.

Nah sinergitas pendidikan formal, informal dan nonformal memiliki kedudukan penting. Terdapat tiga pusat pendidikan yang menjadi sumber belajar anak, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Lantas peran seperti apakah yang harus dijalankan oleh mereka? Paling penting adalah persamaan persepsi dan tujuan yang searah agar tidak terjadi tumpang tindih dengan adanya tujuan yang berbeda. Penghuni rumah adalah teladan nomor satu yang memberikan pengaruh besar terhadap anak. Orang tua di rumah sebaiknya menciptakan iklim belajar yang menyenangkan. Untuk lingkungan masyarakat, seperti mengoptimalkan LONGGAR (Lorong Garden) sebagai lingkungan belajar yang sangat erat kaitannya dengan pembelajaran ilmu pengetahuan alam yang mereka peroleh disekolah. Sehingga sepanjang lorong garden aktivitas bermain anak tetap pada lingkungan yang bernilai edukasi.

Selain itu, pembelajaran bahasa indonesia juga tercakup dalam program pemerintah kota Makassar ini. Anak lorong dapat menemukan banyak kosa kata yang disatupadukan menjadi sebuah kalimat. Anak-anak pun dapat belajar makna bahasa-bahasa kiasan yang selama ini kita jumpai di sepanjang lorong garden. Pembelajaran seni juga dapat anak-anak peroleh melalui LONGGAR. Melalui lorong garden anak-anak dapat melatih daya kreativitas mereka, mulai dari melihat banyak warna, hasil-hasil pemanfaatan barang bekas menjadi barang yang berguna dan lain sebagainya.

  • Anak Lorong Berliterasi dan Berkreasi

Masyarakat dapat mengupayakan berbagai macam perlakuan yang dapat menarik minat baca anak melalui Lorong Garden. Adapun ide yang diajukan oleh penulis adalah tambahan dinding Membaca Riang di sepanjang Lorong Garden. Membaca riang adalah Inovasi kreatif dalam meningkatkan motivasi membaca anak melalui dinding. Dinding membaca riang adalah kumpulan bacaan yang dipasang seperti majalah dinding pada umumnya. Tetapi untuk meminimalisir tingkat kerusakan, maka dinding Membaca Raing akan dikemas plastik secara utuh yang dibingkai menggunakan balok persegi panjang. Sehingga, aktivitas sehari-hari anak tidak terlepas dari bacaan yang didominasi oleh lingkungan sekitarnya.

Kemudian melalui Lorong Garden, anak lorong juga dapat berkreasi. Daya pikir dan kreativitas anak dapat terlatih ketika masyarakat sekitar memberikan ruang untuk mereka mencoba menghasilkan karya tangan sendiri. Anak-anak dapat dilatih tentang tata cara pemanfaatan barang-barang bekas menjadi barang yang layak pakai sebagai aksesoris yang akan mempercantik Lorong Garden. Anak juga melatih diri untuk bertanggung jawab sebagai tim-tim sukses lorong dan menjaga kebersihan lingkungan.

Kawasan Lorong Garden sebagai salah satu pusat pembelajaran lingkungan yang berada di kota Makassar merupakan wujud nyata keselarasan pemerintah kota Makassar dan pemerintah pusat dalam mewujudkan generasi-generasi yang siap sedia untuk belajar dimanapun. Adanya kepedulian dan kerjasama masyarakat sekitar menimbulkan berbagai bentuk prasangka baik mengenai persatuan dan kesatuan. Salah satunya adalah perilaku gotong royong untuk kebersihan lingkungan sebagai contoh yang baik bagi anak-anak dalam kehidupan masyarakat. Kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga masyarakat, pegiat pendidikan dan sumber-sumber belajar lainnya seperti pengoptimalan LONGGAR dapat mewujudkan proses belajar yang telah dicanangkan oleh pemerintah dan diharapkan dapat menjadi pintu masuk bergulirnya reformasi pendidikan, baik dilingkungan pusat maupun dilingkungan daerah, satuan pendidikan, bahkan dilingkungan masyarakat dan keluarga.

 

Penulis, Nur Azmi M. Tulisan ini merupakan karya esai yang dilombakan pada kegiatan Makassar Literasi Award