Oleh Zulfikar Hafid*
Baru masa ini, Ketua RT-RW Se-Makassar dikoordinasi dengan baik. Tidak sekadar mengurusi tanda tangan dan administrasi seolah-olah, kali ini, mereka benar-benar menjadi ujung tanduk relasi masyarakat dengan Pemkot Makassar. Mereka menjadi perpanjangan tangan pelaksanaan sejumlah program wali kota yang langsung menyentuh masyarakat. Sebut saja, aplikasi program Makassar Bersih Lorong (Mabello) atau Badan Usaha Lorong (Bulo).
Atas program-program tersebut, ketua RT-RW berperan mengoordinasi langsung masyarakat untuk kesuksesan prorgram ini. Bisa dibilang, tanpa ketua RT-RW, wali kota tidak mencapai suksesnya. Bisa dimaklumi, koordinasi yang baik antara pucuk dan akar merupakan syarat mutlak sebuah kesuksesan. Wali Kota Makassar sebagai pucuk, sementara ketua RT-RW adalah akar yang menguatkan.
Demi efektivitas kinerjanya, ketua RT-RW difasilitasi ponsel cerdas untuk memudahkan koordinasi dengan pemerintah kota. Perihal keresahan masyarakat dan kemajuan aplikasi sejumlah program Wali Kota Makassar dilaporkan via ponsel ini. Ini sekaligus untuk mewujudkan ‘Makassar Kota Cerdas’ yang di-Inggris-kan dengan ‘Makassar Smart City’. Ribuan ponsel kini berada di genggaman mereka.
Tidak hanya itu, pemberdayaan yang baik atas ketua RT-RW juga terlihat pada pemberian insentif kepada mereka. Insentif tersebut tidak diberikan begitu saja. Kerennya, Wali Kota Makassar menetapkan sejumlah indikator yang harus dicapai oleh para pengawal program di masyarakat tersebut. Aplikasi sejumlah program, termasuk yang telah disebutkan yang merupakan bagian dari indikator tersebut.
Pemberian insentif, diukur pada sembilan indikator kinerja yang semuanya terkait dengan aplikasi program Pemkot Makassar. Sembilan indikator tersebut, di antaranya, aplikasi Lorong Garden (Longgar), Makassar Tidak Rantasa, (MTR), Bank Sampah, Retribusi Sampah, PBB, Sombere And Smart City. Jika semua indikator terpenuhi, insentif yang diterima adalah Rp1 juta. Hal ini sesuai dengan Perwali No. 3 tahun 2016. Dampaknya, selain motivasi untuk kinerja yang lebih baik, ketua RT-RW kini juga antipungli. Keren!
Hal yang takkalah keren, mereka dipilih melalui pemilihan langsung. Masyarakat memilih langsung calon yang diyakininya layak untuk menjadi ketua RT-RW lingkungannya. Pemilihan ini dilaksanakan serentak di seluruh penjuru Makassar. Bagai pil-pil (pemilihan) lainnya, pemilihan yang dilaksanakan lima tahun sekali ini tidak kalah semarak dan bergengsi. Ya, bergengsi!
Aktivasi atau pemberdayaan ketua RT-RW ini memang sudah seharusnya. Ini berdasar pada Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan. Permendagri ini menyebut, RT-RW merupakan lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh pemerintah desa atau lurah. Perlu ditegaskan, RT-RW untuk efektivitas pelayanan pemerintahaan. Meninjau Kota Makassar, definisi dan tugas-fungsi tersebut telah dijalankan oleh ketua RT-RW. Ah, tidak berlebihan jika dipuji!
Di masa Pemerintahan Kota Makasaar selanjutnya, wali kota harus menghadirkan inovasi yang takkalah keren untuk peningkatan kinerja aktif ketua RT-RW ini. Kepuasan masyarakat untuk wali kota Danny Pomanto yang mencapai 88 persen berdasarkan survei Celebes Research Center (CRC) tentu tidak lepas dari kinerja ketua RT-RW. Karena itu, perhatian dan peningkatan peran untuk aparat pelayan masyarakat ini mutlak.
Selanjutnya, untuk peningkatan peran, Wali Kota Danny Pomanto mungkin bisa menugaskan ketua RT-RW untuk mengoordinasi program literasi di lingkungnya. Ini untuk menunjang pembudayaan bersih dan mental berperadaban maju Kota Makassar. Dengan literasi–yang dikoordinasi oleh ketua RT-RW ini– masyarakat akan memahami mendalam segala program mulia yang dicanangkan wali kota. Jika sebelumnya, masyarakat melaksanakan program hanya sebatas pelaksanaan karena dikoordinasi, dengan literasi, masyarakat bisa secara sadar bahkan kritis memahami dan memaknai bersih dan indah tersbut. Peresapan dan aplikasi program tersebut dua kali tambah baik dengan literasi. Ini niscaya.
Untuk peningkatan peran lainnya yang lebih inovatif dan substatnif, saya yakin, Wali Kota Danny Pomanto tidak kehabisan akal. Satu periode yang sukses ini buktinya. Maka, esok, mari memilih lebih baik dan melihat bukti!