Oleh Ahmad Sangkala*
Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Makassar 2018 semakin memanas. Setelah laporan berbagai kasus korupsi, sampai pada permintaan menggugurkan pasangan DIAmi di panwaslu Makassar. Saling klaim basis pun dimulai. Yang paling heboh adalah klaim menguasai RT RW di kelurahan tertentu bahkan se-kecamatan tertentu.
Ini menarik, formasi head to head ini menyebabkan pertarungan terbuka semakin memanas. Saling klaim pun tak terhindarkan. Mulai dari klaim dukungan partai politik, dukungan organisasi masyarakat, dukungan tokoh maupun dukungan komunitas.
Setelah klaim ini, tiba tiba tim Appi – Cicu mengklaim beberapa RT RW, Kelurahan dan Kecamatan menjadi basis suara.
berbicara basis, tentu berbicara suara rill. Jika basis, tak kampanye pun kita bisa merautp kemenangan besar didaerah basis tersebut. Dalam istilah survei politik, maka mayoritas pemilik suara adalah strong voters. Jika demikian benar, maka ini menandakan bahwa kemenangan tentu dimiliki oleh Appi – cicu jika memiliki basis yang kuat.
Basis suara hanya bisa terbentuk dalam analisis konseptual hanya bisa terwujud jika memiliki beberapa variabel diantaranya hubungan darah (keluarga), kesamaan kedaerahan (kesukuan), kesamaan ideologi organisasi (muhammadiyah, NU dan sebagainya), kesamaan profesi, dan sentimen keagamaan. Diluar dari variabel ini, sudah hampir pasti butuh kerja keras untuk menyakinkan pemilih.
Jika dianalisis berdasarkan variabel tersebut, terlebih dahulu kita membahas latar belakang Munafri Arifuddin. Appi sapaan akrab bagi pria kelahiran Majene, Sulawesi Barat ini. Saat ini menjabat sebagai CEO PSM Makassar, klub kebanggaan Sulawesi Selatan. Sebelumnya dikenal sebagai salah satu pimpinan perusahaan yang berada dalam naungan Bosowa Grup. Selain itu, memperistrikan anak dari Foundher Bosowa Grup Aksa Mahmud. Sempat berkartu tanda penduduk Jakarta, dan jelang pilwalkot 2018 barulah mengurus kepindahan domisilinya. Dari sisi ormas, masih jarang ditemukan penulis terkait keanggotaannya di ormas tertentu misalnya NU atau Muhammadiyah.
Jika analisis kekuatan Appi berdasarkan variabel dalam menguatkan basis, maka dengan demikian sebuah kekeliruan jika mengklaim RT RW tertentu sebagai basisnya. Karena secara umum, Appi tidak memiliki pertalian khusus dengan RT RW. Begitu pun dengan lorong – lorong dan kelurahan yang sempat diviralkan di berbagai media sebagai basis Appi.
Sebaiknya, agar lebih rasional lebih baik Appi menpublikasikan kelompok atau komunitas yang memiliki hubungan erat seperti variabel yg disebutkan diatas.
Sebut saja keluaga besar Masyarakat Majene di Makassar, komunitas pencinta Sepak bola, komunitas karyawan Bosowa dan sejenisnya. Ini lebih rasional sebagai strong Voters untuk Appi.
Terakhir, klaim basis di Makassar ini tentu sangat resisten. Karena kebanyakan pemilih Makassar adalah pemilih cerdas. Tentu pendekatannya bukan lagi klaim basis, tapi adu gagasan dan program untuk kemajuan Makassar. Danny pomanto telah meneguhkan dirinya sebagai pemimpin inovatif dengan berbagai program kerjanya, dan dipertegas dengan penghargaan nasional ditahun 2017. Tentu ini yang ditunggu publik Makassar dari seorang figur Appi, kita butuh gagasan baru. Bukan lewat janji anggaran meningkat RT RW, pelayanan publik bebas korupsi, lapangan kerja baru. Karena itu telah dirintis petahana, tinggal dioptimalkan diperiode kedua.
kita tunggu gebrakan’ta Pak Appi !!!!
Gambar: tribunnews.com