Ahmad Sangkala*
MakassarBicara.com-Organisasi kemasyaratan selalu menjadi seksi dalam setiap kontektasi politik. Bukan hanya karena memiliki basis massa yang jelas, tapi juga konsistensinya dalam melahirkan figur baru dalam kepemimpinan baik di skala lokal maupun nasional. Tentu prosesnya tidak instan, karena setiap ormas ini memiliki sistem kaderisasi yang berjenjang, serta proses yang panjang. Walaupun belakangan banyak lahir ormas – ormas baru, namun dalam perbincangan politik, ormas Muhammadiyah dan Nahdatul ulama (NU) selalu menjadi kekuatan utama yang diperhitungkan.
Hal yang wajar, karena baik Muhammadiyah maupun NU memang sudah lahir sebelum Indonesia merdeka. Sehingga ormas ini telah teruji dalam melakukan proses regenerasi kepemimpinan baik di internal maupun untuk kepemimpinan nasional. Hal inilah yang patut untuk menjadi perhatian dalam setiap kontenstasi politik dimana pun berada.
Pilwakot Makassar yang akan digelar 2020 mendatang pun kembali menguji ketangguhan kedua ormas ini. walaupun belum ada rekomendasi resmi, namun ada figur yang sedang bersosialisasi yang sangat kental dengan ormas ini. ada Abdul Rahmat Noer yang menjadi refresentasi kader Muhammadiyah. Begitu pun, Fadli Ananda yang merupakan putra dari prof Iskandar Idi yang merupakan mantan ketua Nahdatul Ulama. Menariknya, keduanya berasal dari kalangan profesional.
Satu yang menjadi catatan, di era kepemimpinan Danny Pomanto – Syamsul Rizal kedua ormas ini cukup dekat. Bahkan hampir semua kegiatan kedua ormas ini dihadiri oleh walikota. itu menjadi tantangan bagi Abdul Rahmat Noer maupun dr Fadli Ananda untuk menyakinkan basis massa di ormasnya masing – masing.
Abdul Rahmat Noer yang memiliki tagine “Ayomi Cika” ini merupakan kader tulen Muhammadiyah. Pernah menjabat sebagai ketua cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) kota Makassar dan ketua Pemuda Muhammadiyah Sulawesi Selatan. Abdul Rahmat Noer memulai karir profesionalnya di Semen Tonasa yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negera (BUMN).
ARN diterima sebagai staf karyawan PT. Semen Tonasa pada tahun 1992. Awal kariernya dimulai sebagai Staf Dept. SDM kemudian dipercaya menjadi Staf Departemen Logistik sampai kemudian menjadi Manager Pengadaan. Karir terlama Abdul Rachmat Noer dilalui di Departemen Pemasaran PT. Semen Tonasa. Selama 20 tahun Rachmat Noer malang melintang menghabiskan waktunya di dunia pemasaran semen sekaligus menjadi ujung tombak perusahaan. Dia pernah menjabat sebagai Kepala Departemen Pemasaran, Kepala Departemen Perencanaan dan Pengembangan Pemasaran, Ketua Koperasi Karyawan Semen Tonasa (Kopkar), Staf Dirut Bidang Perencaan Pemasaran, General Manager of Sales dan terakhir menjabat General Manager of Human Capital and General PT. Semen Tonasa. Kemampuannya dibidang pemasaran diakui banyak orang termasuk Markplus Institute. Semasa menjabat sebagai Ketua Kopkar Semen Tonasa, Rachmat pernah membawa Koperasi Karyawan Tonasa sebagai koperasi terbaik se Kab. Pangkep, koperasi terbaik se Sulsel, Koperasi Terbaik Nasional sekaligus penerima Koperasi Award dari pemerintah RI pada tahun 2014. Dibawah kepemimpinan Rachmat pula, Kopkar Semen Tonasa juga berhasil meraih penghargaan Semen Indonesia Award Kategori Anak Perusahaan Kinerja Keuangan Terbaik Tahun 2015.
Adapun dr Fadly Ananda merupakan dokter spesialis anak. Saat ini menjabat sebagai direktur rumah sakit Ananda. Sebelum bersosialisasi di Makassar, Fadly ananda ini pernah gencar diwacanakan akan maju di pilkada sidrap 2018 lalu.
dr Fadli Ananda menyelesaikan S1 Fak. Kedokteran UMI pada tahun 2007, Pend. Dokter. Fak. Kedokteran UMI tahun 2009 dan Spesialis Fak. Kedokteran Unhas tahun 2015. Fadli pernah magang sebagai dokter kandungan di salah satu rumah sakit di Jepang. Setelah magang beberapa bulan, ia kembali ke Kota Makassar dan terangkat menjadi direktur PT Ananda Idy Bahagia.
dr.Fadli Ananda juga merupakan seorang Pebalap Mobil semasa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan juga seorang pemain drum. Bahkan, ia aktif menekuni dua bidang tersebut disela-sela kesibukannya menjadi seorang dokter.
Keduanya punya kans untuk bertarung di pilwalkot Makassar 2020 mendatang. Tentu ujian saat ini adalah apakah mereka mampu mendapatkan kendaraan partai politik nantinya. Tentu dengan bersaing dengan beberapa nama besar yang menjadi kompetitornya.
Satu yang menjadi catatan, di era kepemimpinan Danny Pomanto – Syamsul Rizal kedua ormas ini cukup dekat. Bahkan hampir semua kegiatan kedua ormas ini dihadiri oleh walikota. itu menjadi tantangan bagi Abdul Rahmat Noer maupun dr Fadli Ananda untuk menyakinkan basis massa di ormasnya masing – masing.
Penulis adalah Warga Makassar