Tak Menjabat, Danny Pomanto Bisa Apa?


Oleh : Ahmad Sangkala

MakassarBicara.com-Jagat politik Makassar  kembali memanas. Makassar tanpa petahana membuat berbagai figur bermunculan. Dengan berbagai  latar belakang,  mereka optimis untuk memenangkan pemilihan walikota Makassar 2020 mendatang.  Sebut saja nama – nama lama yang sudah pernah bertarung yakni Munafri Arifuddin (CEO PSM), Syamsu Rizal (mantan wakil walikota/ketua PMI Makassar) dan Irman Yasin Limpo  (kepala Balitbanda Sulsel). Pendatang baru pun tak ketinggalan, sebut saja dr. Fadli Ananda (direktur RSA Ananda), Sarifuddin Daeng Punna /Sadap (pengusaha), Ismak (pengacara), Abdul Rahmat Noer (PT Semen Tonasa)  dan banyak lagi nama lainnya.

Hal yang menarik  justru dari berbagai survei, masih menempatkan Danny Pomanto diurutan teratas.  Hal ini tentu bukan tanpa alasan, karena bagaimana  Danny Pomanto masih boleh dikatakan ‘petahana’.  Sebab belum ada walikota definitif setelahnya. Ditambah lagi, asumsi yang terbangun bahwa Danny Pomanto adalah ‘aktor’ utama kemenangan kotak kosong di kota Makassar.  

Tentu Danny Pomanto punya modal popularitas dengan pernah menjabat selama 5 tahun. Juga dengan berbagai program unggulan yang identik dengan dirinya seperti Makassarta tidak Rantasa, Lorong garden (LONGGAR), Dottorotta, NTPD 112 dan banyak lagi lainnya. Selain program yang menyentuh masyarakat, juga berbagai program yang diraih baik skala nasional maupun internasional.

Terlepas dari hal tersebut, bukan berarti tak ada badai di akhir periodenya. Pasca menjabat, beberapa ASN yang sudah dilantik dikembalikan ke posisinya.  Tak tanggung – tanggung, Sebanyak 1.073 ASN Pemkot Makassar dikembalikan ke jabatan semula. Pengembalian ke posisi lama ini dilakukan setelah Kemendagri membatalkan SK Mohammad Ramdhan Pomanto (Danny Pomanto) saat menjabat Wali Kota Makassar.

Adapun landasan dari pembatalan ini yakni Ditjen Otda Kemendagri sebelumnya mengeluarkan surat bernomor 019.3/3692/OTDA tanggal 12 Juli 2019 dan Surat Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara Nomor B-2237/KASN/7/2019 tanggal 10 Juli 2019. Kedua surat berkaitan dengan Rekomendasi Penataan Pejabat/ Jabatan ASN di lingkungan Pemerintah Kota Makassar. Dalam surat diperintahkan agar Pj Wali Kota segera mengembalikan posisi semula 1.228 pejabat berdasarkan 40 SK Wali Kota dan Pj Wali Kota sejak tanggal 4 Juni 2018 sampai dengan 8 Mei 2019. Pj Wali Kota juga diinstruksikan melakukan evaluasi dan penataan kembali.

Belum sampai disitu, program  unggulan Pemkot Makassarr diera Danny Pomanto yakni F8 Makassar tiba –tiba dibatalkan walaupun telah dianggarkan di APBD 2019. Padahal program ini telah  dikokohkan oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI dengan posisi event berkualitas kelas dunia Top 10 event kalender nasional 2020.

Lantas apakah dengan tak menjabat lagi membuat Danny Pomanto tak lagi punya power?

Pertanyaan ini tentu ditafsirkan berbagai perspektif.  Tapi setidaknya tanpa menjabat, Danny Pomanto masih dipercaya masyarakat untuk melaunching Kampung Warna Warni “Suara’na Mangkasara” Sengka Batu di Jalan Teuku Umar 15, Kelurahan Bontoa, Kecamatan Tallo, Minggu (17/11/2019). Ini  menandakan bahwa masyarakat masih memilik kepercayaan yang tinggi kepada Danny Pomanto.

Selanjutnya, Danny Pomanto mampu menyelamatkan wajah Makassar dengan sukses menjadi aktor utama terselenggaranya F8 Makassar 2019. Tanpa keterlibatan pemerintah, F8 Makassar yang diorganisir di bawah naungan PT Festival Delapan Indonesia ini mampu diselenggarakan pada tanggal 11 – 13 Oktober 2019 di CPI Pantai Losari Makassar. tak tanggung –  tanggung, pengunjungnya mencapai 1.107.000 orang. Ini menandkaan bahwa antusias masyarakat akan event F8 ini sangatlah besar.  Ini adalah panggung “welcome back Danny Pomanto” untuk pilwakot Makassar 2020 mendatang.

Gagasan, inovasi dan program Danny Pomanto sudah dirasakan langsung oleh masyarakat.  Ketika berhenti, pelanjutnya tak mampu mengimbanginya. Bahkan semakin mundur. Pelayanan melambat, kanal tak lagi bersih, dan berbagai keluhan warga lainnya. Tentu semakin rakyat mengeluh, semakin rindulah dengan sosok anak lorongna Makassar. memang semakin relevan tagline ini, Jangan biarkan Makassar Mundur Lagi!