Oleh : Ahmad Sangkala*
MakassarBicara.com-Kemenangan kolom kosong di Makassar tentu heroik. Tapi sebelumnya diawali hal yang menyedihkan. Diskualifikasi pasangan Danny Pomanto dan Indira Mulyasari (DIAMI) oleh Komisi Pemilihan Umum di tengah proses kampanye. Tentu ini di luar nalar, tapi itulah kenyataannya. Namun baik Danny Pomanto maupun Indira, keduanya memperlihatkan sikap kedewasaannya berpolitik. Keduanya tak terpuruk, mereka bangkit bersama rakyat memenangkan kolom kosong.
Setelah kemenangan itu, Danny Pomanto fokus memenangkan Partai Nasdem dan pasangan Jokowi – Ma’ruf Amin di Makassar. begitu pun Indira, selain memangkan partai juga fokus bertarung pada pemilihan legislatif untuk DPRD provinsi Sulsel dengan daerah pemilihan Makassar B. Keduanya berhasil mengantarkan Partai Nasdem pemenang di kota Makassar, sayangnya Indira Mulyasari tak lolos menjadi anggota legislatif.
Pasca pemilu 2019, mesin politik Danny Pomanto pun kembali menatap pilwalkot 2020. Dengan kesolidan tim, dengan cepat tim mampu mengumpulkan KTP jika akhirnya pilihannya adalah jalur independen. Bahkan sudah terkumpul sampai 114.161 ktp. Ini sudah melampaui syarat minimal yakni 72.570. Namun karena di musyawarah rakyat diputuskan memilih jalur partai politik, maka tim fokus pada konsolidasi pemenangan. untuk wakil, Danny Pomanto menyerahkan sepenuhnya kepada musyawarah partai yang akan mengunsungnya.
Tentu hal tersebut tak menyurutkan komitmen Indira Mulyasari untuk memenangkan Danny Pomanto. Seperti pernyataannya kepada salah satu media online (28/2/2020), “Insya Allah, saya tetap memperjuangkan pak Danny Pomanto di Pilwalkot Makassar. Saya tak bisa dipisahkan dengan keluarga pak Danny Pomanto. Jadi, saya wajib memperjuangkan beliau di Pilwalkot Makassar, semua demi masa depan kota Makassar”.
Indira pun menegaskan secara otomatis, dirinya akan bersama relawan dari seratus lebih komunitas pemenangan, pak Danny Pomanto untuk bekerja memenangkan Pilwalkot Makassar. Bahkan, siapapun pendamping, pak Danny Pomanto di Pilwalkot, dirinya akan turun langsung memenangkannya. Hal ini tentu menegaskan bahwa Indira total dengan posisinya sebagai panglima tim Danny Pomanto, terlebih setelah partai Nasdem telah menyerahkan rekomendasinya.
Komitmen Indira Mulyasari pun menandakan bahwa pilihan Danny Pomanto pada pilwalkot 2018 lalu adalah tepat. Dimana menurutnya, alasan utama memilihnya menjadi pasangan pada pilwalkot lalu karenaIndira merupakan sosok yang tidak memiliki resistensi, rendah hati, pekerja keras, memiliki loyalitas tinggi, tutur kata yang baik, dan sangat dicintai masyarakat. Selain itu, memiliki komunikasi yang baik dalam menjalin hubungan nasional maupun internasional.
Pembuktian kapasitas Indira mulyasari pun tak diragukan. Sepak terjangnya di DPRD Makassar tak bisa diragukan, begitu pun sebagai ketua Dewan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TSLP) Kota Makassar .
Di organisasi kemasyarakatan, Indira Mulyasari aktif dan menjadi ketua Srikandi Pemuda Pancasila. Kota Makassar. saat ini pun aktif sebagai wakil ketua KNPI Sulsel versi Arham Basmin. Tentunya keaktifannya di berbagai tempat menandakan bahwa Indira Mulyasari adalah politisi perempuan yang bukan hanya punya kapasitas, tapi juga loyalitas.
Tantangan kedepan, sebagai panglima tim “Tungguma” Danny Pomanto harus menyatukan kekuatan rakyat dan kekuatan parpol untuk memenangkan Danny Pomanto. Kita berharap Indira Mulyasari bisa terus hadir membawa perubahan untuk masa Depan Makassar. kepadanya kita belajar sekejam apapun panggung politik kita, Loyalitas itu tetap ada.