Reformasi KKN STIBA Makassar


*Oleh Muhammad Ali

MAKASSARBICARA.ID – KKN (Kuliah Kerja Nyata) merupakan bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan bidang keilmuan dan sektoral.

KKN merupakan kegiatan tahunan yang wajib dilaksanakan oleh setiap perguruan tinggi. Dengan adanya KKN, diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi mahasiswa dan masyarakat.

KKN juga dikategorikan sebagai program intrakurikuler dengan tujuan utama memberikan pendidikan kepada mahasiswa.

Namun karena pelaksanaannya bukan di kelas, serta memerlukan keterlibatan masyarakat.

Untuk mencapai tujuan mulia KKN, mesti ada formula yang betul-betul dapat menopangnya.

*Problem Pembekalan

Setiap peserta KKN, mesti diberikan pembekalan. Dengan pembekalan,  mahasiswa tidak lagi kebingungan saat di lapangan.

Tujuan pembekalan adalah memberikan wawasan hingga keterampilan, sehingga mahasiswa hadir sebagai ‘problem solver’ atas permasalahan yang dialami masyarakat.

Materi pembekalan mesti tepat sasaran. Artinya materi yang dibutuhkan mahasiswa harus memiliki korelasi dengan apa yang akan dilakukan di lapangan. Salah satunya adalah materi public speaking.

Materi ini sangat diperlukan mahasiswa KKN. Public Speaking bukan sekedar keahlian dalam berpidato, namun berkaitan dengan cara melakukan komunikasi efektif.

Sebagaimana pengalaman sebelumnya, beberapa dari mahasiswa STIBA Makassar belum menguasai public speaking, sehingga komunikasi dengan masyarakat kurang baik.

Ini penting sebab meningkatkan kelancaran aktivitas menjalankan program di tempat pengutusan.

Selain itu, peserta KKN juga membutuhkan pembekalan berupa Problem Solving.

Tidak bisa kita pungkiri, bahwa beberapa dari mahasiswa STIBA Makassar belum memiliki keahlian dalam Problem solving.

Kemampuan menyelesaikan masalah bukan berarti lari dari masalah, namun bagaimana mahasiswa mampu mendeteksi penyebab permasalahan dan mengupayakan solusi yang paling tepat dan efisien. Kemampuan ini sangat membantu mahasiswa yang akan melaksanakan KKN.

*Problem DPL

KKN tidak akan pernah lepas dari DPL (Dosen Pembimbing Lapangan).

DPL tidak cukup jika sekedar menjadi fasilitator. DPL mesti ikut bersama-sama terlibat dan mengawasi mahasiswa selama KKN.

Penulis adalah salah satu alumni KKN Angkatan V STIBA Makassar, dan kenyataannya beberapa DPL tidak dirasakan keberadaannya sebagai pembimbing.

Padahal mestinya ada ta’awun antara mahasiswa dan DPL, mulai saat observasi lokasi hingga penarikan peserta KKN.

Pada momentum KKN kali ini, DPL mesti betul-betul memaksimalkan kinerjanya.

Dalam observasi, DPL dan mahasiswa berkolaborasi mencari potensi serta solusi atas problem di lokasi pengabdian.

Menjadi lebih baik, apabila tiap kali selesai KKN, menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL).

Dengan begitu, program yang sudah dilakukan tahun lalu dapat dilanjutkan.

*Berkelanjutan

Follow up dapat dikatakan ‘Tindak Lanjut’ dari apa yang dikerjakan sebelumnya.

Kekurangan mahasiswa STIBA Makassar pasca KKN adalah tidak adanya follow up.

Akibatnya, program-program yang telah dilakukan sebelumnya, terputus manfaatnya dan perlahan hilang.

Misalnya program kerja DIROSA atau belajar mengajar mengaji untuk orang dewasa.

Program ini dipandang sangat bagus untuk pendidikan orang dewasa serta peminatnya cukup banyak.

Program semacam ini, jika tidak di Follow up membuat orang-orang kembali belajar dari nol.

Oleh sebab itu Follow up menjadi salah satu hal yang mesti ada pasca terlaksananya KKN.

Penulis berharap, semoga teman-teman para pejuang dakwah selalu dalam ketaatan dimanapun berada, dan istiqomah menjaga nama baik almamater kita.

Penulis merupakan Alumni STIBA Makassar