Merefleksi Pentingnya Gerakan Pendidikan dan Perjuangan Perempuan Era Kiwari


Penulis

Oleh Rani*

MAKASSARBICARA.ID – Pendidikan dan organisasi memiliki arti yang sama yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar seseorang secara aktif mengembangkan potensi diri.

Pendidikan dan organisasi dimaksudkan agar manusia memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.

Keduanya mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman pun selalu memunculkan tantangan-tantangan baru.

Tantangan pertama adalah kompleksitas kesadaran manusia yang sulit ditebak. Tantangan kedua, usaha pendidikan dan organisasi yang harus adaptif dengan permasalahan di masa depan.

Perempuan adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dianugerahi kecantikan sebagai daya tariknya.

Di era sekarang, perempuan dan laki-laki harusnya memiliki derajat dan hak yang sama. Jika laki-laki mendapatkan hak pendidikan, maka perempuan juga layak memperolehnya.

Akan tetapi, masyarakat menjustifikasi kodrat perempuan hanya untuk memasak dan mengurus rumah tangga tanpa perlu mengenyam pendidikan yang tinggi.

Jika perempuan berpendidikan lebih tinggi, dikhawatirkan mengundang masalah.

Padahal kodrat perempuan sebenarnya adalah mengandung, melahirkan, dan menyusui.

Dengan bekal pendidikan, perempuan bisa lebih cermat dalam memilih pasangan dan mengatasi permasalahan rumah tangga.

Perempuan berpendidikan juga mampu memberi nasihat bijaksana dan menjadi seorang guru yang baik bagi anak-anaknya.

Perempuan bertugas memberikan pendidikan yang baik guna mewujudkan SDM unggul secara intelektual dan spiritual.

Sejatinya, generasi bangsa yang unggul dan hebat terlahir dari rahim perempuan yang hebat pula.

Bahwa setiap orang adalah guru dan rumah adalah sekolah, begitulah pandangan Ki Hajar Dewantara tentang peran penting perempuan dalam pembangunan pendidikan yang harusnya tak dibatasi oleh ruang dan waktu.

Baik bagi bangsa maupun negara, perempuan perlu peka akan pendidikan guna melahirkan generasi yang berkualitas di masa depan.

Perempuan memiliki tugas rangkap, menjadi guru dan pendidik.

Mereka harus melaksanakan pendidikan rangkap itu yaitu pendidikan pikiran dan budi pekerti, sebagaimana yang dikatakan R. A. Kartini.

Kartini juga menyerukan untuk menuntut dan mengamalkan ilmu pengetahuan.

“Pergilah. Laksanakan  cita-citamu. Kerjalah  untuk hari depan. Kerjalah untuk kebahagiaan beribu-ribu orang yang tertindas di bawah hukum yang tidak adil dan paham-paham yang  palsu tentang mana yang baik dan mana yang buruk. Pergi. Pergilah. Berjuanglah dan menderitalah, tetapi bekerjalah untuk kepentingan yang abadi”, surat Kartini kepada Ny. Van Kol (1902).

Perjuangan tidak melulu soal maju dan menyerang. Terkadang juga soal berdiri dan bertahan.

Selamat Hari Perempuan Internasional.

Siapa pun dirimu, tetaplah berbagi ilmu untuk yang membutuhkan.

Tetaplah menjadi suluh yang menerangi kegelapan.

Penulis adalah Staf Kementerian Diklat BEM FIP UNM