MAKASSARBICARA.ID – Senin, 3 April 2023. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Makassar (UNM) melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung Pinisi.
Turut bergabung BEM FEB, BEM FIP, BEM Kema F. Psi, BEM Kema FSD, FIK, FMIPA, dan LK FT untuk memprotes wacana perubahan status otonomi kampus dari Badan Layanan Umum (BLU) menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH).
Muh. Ilham selaku Sekretaris Kabinet BEM UNM mengaku demonstrasi ini lahir disebabkan keresahan mahasiswa.
Mahasiswa geram melihat usaha ugal-ugalan Rektorat dalam mengejar status PTN-BH.
Mahasiswa juga resah karena tidak pernah mendapat kejelasan dari aksi-aksi sebelumnya.
Lebih lanjut, Sekretaris Kabinet mengatakan alasan mengapa UNM belum layak menyandang status PTN-BH.
“UNM belum layak karena masih belum memenuhi dari segi pendapatan finansial dan tata kelola lembaga”, tegasnya.
Ia juga menambahkan ketika UNM berubah menjadi PTN-BH, mahasiswa akan menjadi pihak yang paling dirugikan.
“Dari hasil temuan kami, PTN-BH berpotensi menaikkan besaran tarif yang terdapat di beberapa penggolongan Uang Kuliah Tunggal (UKT)”, tambahnya.
Kejelasan metode perkuliahan, Satuan tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS), dan fasilitas juga menjadi tuntutan massa aksi
Prof. Dr. Ir. A. Muhammad Idkhan, S.T., M.T., IPM. selaku Wakil Rektor (WR) 3, menyampaikan dukungannya sewaktu merespon demonstrasi dengan berdialog bersama massa aksi.
“Demo saya dukung. Karena kegiatan adek-adek yang penting ini pada intinya adalah bagaimana kita menyampaikan aspirasi dengan benar dan jelas, karena kami juga pernah menjadi mahasiswa seperti kalian”, tuturnya.
Untuk isu utama tentang PTN-BH, WR 3 menyampaikan bahwa UNM baru dalam tahap pengajuan dan pemeriksaan administrasi.
“Terkait PTN-BH, sampai hari ini belum ada ketetapan. UNM secara administrasi, baru dalam proses pemeriksaan. Belum ada kejelasan apakah kita (UNM) bisa menuju PTN-BH”, jelasnya.
Mengenai PPKS, WR 3 menyangkal tuntutan massa demonstran bahwa Satgas sudah aktif beroperasi menyelesaikan masalah kekerasan seksual.
“Satgas telah dibentuk dan sudah beberapa kali melakukan upaya pencegahan dan penanganan kekerasan seksual. Dan di dalamnya juga tentu sudah ada perwakilan mahasiswa, tenaga kependidikan, dan pendidik”, tuturnya.
Lebih lanjut, Dosen Fakultas Teknik ini mengaku akan membukakan ruang dialog bersama Rektorat.
“Saya sudah diskusi dengan Rektorat agar membuka ruang dialog setelah Idul Fitri, entahkah terbuka atau tertutup”, tambahnya.
Sedangkan untuk kejelasan metode perkuliahan, WR 3 menolak berkomentar. Dia mengatakan bahwa WR 1 yang memiliki prerogatif menyampaikan pada saat berdialog nanti.
Menutup aksi, Muh. Ilham menyampaikan akan berdialog dengan Rektorat sebagai tindak lanjut dari aksi protes.
“BEM UNM akan berkonsultasi lebih lanjut dengan WR 3 agar dialog bisa dipercepat terlaksana”, tutupnya.
Reporter: Fadila Abdullah