Oleh Muhaimin*
MAKASSARBICARA.ID – Tidak sedikit pihak yang menilai negatif pasca Danny Pomanto memenuhi panggilan Kejati Sulsel. Padahal, Danny sejatinya telah memberikan pendidikan hukum yang positif untuk publik.
Usai Haris Yasin Limpo dan Irawan Abadi ditetapkan sebagai tersangka, beberapa saksi turut diperiksa, termasuk Walikota Makassar.
Satu hal yang membuat kasus ini disorot yakni nama besar Danny Pomanto. Danny memang dikenal kontroversial dengan berbagai rekam jejak positif. Buktinya, meskipun Danny kerap dihujani tudingan negatif, kepemimpinannya tetap kokoh serta kaya torehan prestasi.
Beberapa anggapan miring tentang Danny semenjak diperiksa sebagai saksi dalam kasus korupsi PDAM tersebut, tidak lain hanyalah intrik politik belaka untuk menjatuhkan kebesaran nama Danny.
Misalnya, pemberitaan yang tidak utuh perihal kasus ini. Banyak yang beranggapan bahwa Danny Pomanto adalah saksi tunggal yang diperiksa. Alhasil terbangun opini bahwa Danny terlibat didalamnya. Faktanya adalah Danny diperiksa bersama 14 saksi lainnya, tidak seorang diri.
Namun menariknya, Danny tak mempermasalahkan itu. Danny terlalu demokratis bagi saya. Dia tidak pernah mengekang isi kepala orang untuk setuju dengannya. Dengan keikhlasan hati, Danny memilih menanggapinya dengan sejuk.
Danny justru mengubur mimpi pihak-pihak yang tidak suka padanya dengan begitu telak. Danny datang ke Kejati dengan kepala tegak dan percaya diri. Kecakapan jiwa kepemimpinan Danny inilah yang membuat simpatisannya berempati.
Tidak heran, ketika ada pihak yang menggiring opini negatif terhadap Danny, simpatisan tidak berterima. Bukan juga karena terlalu mencintai Danny, tetapi Danny telah tertanam dalam diri simpatisannya, sehingga harga diri Danny adalah harga diri mereka juga.
Jadi, kedatangan simpatisan Danny saat diperiksa masih pada konteks yang wajar. Meskipun Danny menolak untuk serius menanggapi tudingan negatif atas dirinya, Danny tidak bisa melarang simpatisannya untuk berkomentar dan mengambil sikap.
Ini lagi-lagi karena Danny demokratis dan tidak senang mengintervensi orang dengan berlebihan.
Kedatangan simpatisan Danny ke Kejati Sulsel adalah bukti Walikota dua periode ini dicintai oleh rakyatnya.
Citra positif kepemimpinan Danny tidak berhenti di simpatisanya saja. Beberapa tokoh turut mengapresiasi kedatangan Danny ke Kejati Sulsel, termasuk penggiat anti korupsi Djusman AR.
Danny dinilai menghormati hukum dan begitu transparan. Alih-alih Danny memilih alasan untuk mangkir dari pemanggilan Kejati, Danny justru datang dengan percaya diri dan tanpa rasa takut.
Ini menjadi modal tambahan dirinya untuk memimpin di level yang lebih tinggi. Danny meyakinkan dirinya bahwa benar-benar benar, selanjutnya meyakinkan publik bahwa dirinya sosok pemimpin berintegritas.
Seperti yang dijelaskan Djusman, kedatangan Danny ke Kejati merupakan langkah tepat. Selain mematahkan asumsi liar tentang dirinya, Danny juga telah memperbaiki ‘wajah’ hukum kita.
Danny menegaskan bahwa meskipun ia adalah kepala daerah, dimata hukum dia tetap harus tunduk. Tidak ada manipulasi apapun. Danny berhasil memberikan pendidikan hukum yang positif di tengah maraknya ketimpangan hukum di negeri ini.
Dengan begitu, sukar menemukan figur pemimpin seperti Danny. Ia adalah sosok kepala daerah berprestasi, terbuka, berintegritas, taat hukum, dan dicintai.
Penulis adalah warga pinggiran kota, pemilik warung kopi selatan Makassar