Oleh Alex Ibo*
MAKASSARBICARA.ID – Hari Lahir Pancasila merupakan peringatan penting dalam sejarah Indonesia. Setiap 1 Juni, diperingati lahirnya Pancasila sebagai falsafah Negara.
Namun saat ini perlu kritik konstruktif terhadap perayaan Hari Lahir Pancasila, terutama dalam konteks pengimplementasian nilai-nilainya.
Hemat penulis, yang menjadi kritikan adalah kurangnya pemahaman mendalam tentang hakikat Pancasila.
Sebagian masyarakat hanya memandang Pancasila sebagai simbol dan perayaan seremonial.
Padahal sebagai falsafah negara, Pancasila harusnya dihayati dan diimplementasikan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari sebagai landasan filosofis.
Terdapat permasalahan dalam penerapan nilai-nilai Pancasila di masyarakat. Peristiwa ketimpangan sosial, intoleransi, serta tindakan diskriminatif adalah hal yang bertentangan dengan nilai persatuan dan kesatuan dalam Pancasila.
Ini menunjukkan bahwa ada kesenjangan antara idealisme Pancasila dan praktiknya di lapangan.
Kritik lain adalah kurangnya pendidikan dan kesadaran tentang Pancasila. Banyak orang tidak memahami esensi dan relevansi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini menjadi hambatan dalam menciptakan kesadaran kolektif yang kuat terhadap nilai-nilai Pancasila, serta menghambat terwujudnya masyarakat yang inklusif dan berkeadilan.
Perlu keterlibatan aktif dari seluruh komponen masyarakat dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila.
Semua elemen perlu refleksi diri dan melakukan perubahan sikap serta tindakan yang sesuai dengan semangat Pancasila.
Melibatkan diri dalam kegiatan sosial, partisipasi politik yang cerdas, dan penghormatan terhadap keberagaman menjadi pengejawantahannya.
Secara keseluruhan, perayaan Hari Lahir Pancasila adalah momen penting untuk merefleksikan dan memperbaiki diri.
Namun, perlu diakui bahwa terdapat tantangan dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila secara menyeluruh.
Melalui pendidikan yang komprehensif dan partisipasi aktif dari berbagai elemen dapat menjadi senjata untuk melawan tantangan tersebut.
Selain itu, perlu juga dicatat bahwa Hari Lahir Pancasila seharusnya bukan sekadar perayaan seremonial setahun sekali.
Nilai-nilai Pancasila harus tercermin dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, baik di tingkat individu, keluarga, masyarakat, maupun pemerintahan. Oleh karena itu, perlu ada upaya konkret dalam implementasinya.
Sedangkan kritik untuk pemerintahan adalah kurangnya keselarasan antara nilai-nilai Pancasila dengan kebijakan yang dibuat.
Terkadang, kebijakan yang diambil oleh pemerintah tidak sepenuhnya mengedepankan semangat persatuan, keadilan sosial, dan demokrasi yang dianut dalam Pancasila.
Hal ini menimbulkan ketidaksesuaian antara retorika dan praktik yang sebenarnya.
Selanjutnya, dalam konteks sosial dan politik. Masih terdapat konflik dan polarisasi di masyarakat.
Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila belum sepenuhnya meresap ke dalam tindakan sehari-hari.
Diperlukan upaya yang lebih baik dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kerukunan, toleransi, dan persatuan dalam menciptakan masyarakat yang harmonis.
Selain itu, penting juga untuk mengakui bahwa perayaan Hari Lahir Pancasila tidak boleh menjadi wadah untuk mengesampingkan atau menutup-nutupi permasalahan sosial yang ada.
Perayaan ini harus menjadi momen refleksi dan evaluasi diri secara kritis terhadap kondisi negara dan masyarakat.
Kritik konstruktif harus terus didengarkan dan direspon secara positif, dengan tujuan untuk melakukan perbaikan yang berkelanjutan.
Penulis merupakan Mahasiswa UNM.