Premanisme Bukti Unismuh Gagal Lahirkan Kaum Intelektual


Penulis

Oleh Muh Imran, S.Sos.*

MAKASSARBICARA.ID – Beberapa hari yang lalu telah terjadi pengeroyokan junior oleh senior yang sangat tidak pantas di dunia kampus.

Terlihat di sosial media, junior berbaju putih yang berasal dari angkatan 2020 dikerumuni oleh beberapa orang, yang menurut informasi beredar mereka adalah senior.

Kejadian tersebut terjadi di lantai 2 Menara Iqra Unismuh Makassar 29/052/2023, sekitar pukul 14.30 Wita.

 

Kampus Ruang Dialektika

Kampus merupakan tempat untuk membangun intelektual mahasiswa yang didominiasi kaum muda.

Sudah sepatutnya kampus tidak wajib memperlihatkan kegiatan premanisme, tindakan senioritas, atau budaya pukul-memukul yang kerap terjadi di pengkaderan dan sebagainya.

Kampus harus penuh dengan pertengkaran logika, akal, dan argumentasi.

Bukannya dipenuhi saling pukul fisik yang tidak jelas apa manfaatnya.

 

Birokrasi dan Mahasiswa

Birokrasi yang memiliki kuasa akan sistem perlu menjadi suatu kekuatan untuk memberikan ruang atau fasilitas seperti perpustakaan yang lebih luas dan nyaman sebagai tempat pertengkaran pikiran antar mahasiswa.

Hemat penulis, Pimpinan Kampus bagian kemahasiswaan perlu menyadari pentingnya berdiskusi dengan mahasiswa, pada khususnya lembaga internal sebagai kaki tangan aspirasi masyarakat kampus, guna mendiskusikan kebijakan yang tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan.

Khusus Unismuh Makassar yang merupakan kampus swasta berbasis keagamaan perlu merefleksi dan segera memperbaiki moral mahasiswa yang sok intelektualis tapi kenyataannya bobrok.

 

Kampus dan Aturan

Bagi penulis, Unismuh perlu menghadirkan sistem keterbukaan bagi semua mahasiswa dengan segala kepentingannya. Entah dari Organda atau organisasi apapun yang selalu memicu premanisme di kampus.

Keterbukaan untuk mendiskusikan dan melahirkan kebijakan agar tak ada permusuhan antar organisasi yang ada dalam kampus harus jadi prioritas.

Karena menjadi pertanyaan besar buat Unismuh bila selalu ada bentrok antar organisasi kepemudaan.

Hal ini sama sekali tidak mencirikan sosok pemuda dan mahasiswa yang berintelektual.

Fenomena ini menjadi bukti kegagalan pemuda dan mahasiswa dalam mengejar intelektual sekaligus kegagalan kampus yang tak bisa meredam kegiatan premanisme.

Premanisme dan kekerasan di kampus harus dicekal, bagaimana pun alasannya.

Penulis merupakan Alumni Unismuh Makassar.