Makassarbicara.id, Makassar – Lembaga Kemahasiswaan (LK) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar melangsungkan aksi protes. Aksi itu dipicu oleh Surat Edaran (SE) Rektor tentang metode belajar daring yang akan diberlakukan pada Mahasiswa Baru (Maba) angkatan 2023.
Para pengunjuk rasa itu berasal dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) se-FEB Unismuh. Mereka membentangkan spanduk dan juga membakar ban bekas di depan Menara Iqra, pada Selasa, 19 September 2023, kemarin.
“Surat Edaran itu tidak relevan dengan regulasi kampus, mesti ditolak,” kata Ketua BEM FEB Unismuh Moh Rizky Mahda Putra kepada Makassarbicara.id.
Rizky menyebut Pimpinan Kampus mengeluarkan SE dengan alasan sarana dan prasarana yang belum lengkap. Namun, dirinya tak terima lantaran alasan itu juga disampaikan pada tahun sebelumnya.
Dia menilai Pimpinan Kampus tak mengevaluasi masalah sebelumnya. Selain itu, Rizky menganggap Pimpinan Kampus begitu senang berlarut-larut dalam kelalaian.
“Alasan itu disampaikan tahun lalu, artinya tidak ada evaluasi dari pihak kampus. Mereka tidak serius menyediakan sarana dan prasarana yang memadai,” ucapnya.
Selain itu, dia khawatir, alasan yang sama akan diberlakukan lagi saat musim Maba tahun berikutnya. “Saya khawatir hal ini akan tetap diterapkan di tahun depan sehingga ini perlu menjadi perhatian kita semua, tidak hanya Fakultas Ekonomi, tetapi seluruh Mahasiswa Unismuh,” katanya lagi.
Rizky juga nenyebut kebijakan kuliah daring sangat merugikan pihak Mahasiswa. Pasalnya, kata dia, uang kuliah telah dibayar lunas oleh Mahasiswa, namun tak diberi kesempatan menikmati fasilitas kampus.
“Sebelum kami unjuk rasa, kuisioner telah kami sebar, mayoritas Maba maunya kuliah tatap muka, alasan mereka jelas, uang kuliah dibayar full dan telah dilunasi,” tegas Rizky.
Hasil penyebaran kuisioner kemudian akan dijadikan batu loncatan untuk menggali informasi lebih jauh. Termasuk, kata Rizky, dikemanakan pembayaran uang kuliah Maba.
“Kami akan telusuri,” tandasnya.
Terpisah, Jenderal Lapangan (Jendlap) Aksi Muhammad Rafli menyebut kehadirannya mewakili keresahan banyak pihak, termasuk Maba 2023. Dia meminta Pimpinan Kampus agar tak lagi menggunakan metode Daring untuk Keberlangsungan perkuliahan.
“Sudah hampir 3 tahun pihak kampus menggunakan metode belajar yang merugikan. Kami tak ingin ini terulang lagi tahun ini.
Sebelum unjuk rasa, Rafli mengaku sempat dilobi salah satu pimpinan. Massa aksi sempat ditawari untuk berdialog, namun ditolak dengan tegas.
Alasannya, kata Rafli, cukup jelas. Tak perlu ada diskusi lagi, yang dibutuhkan adalah keputusan yang masuk akal dengan menghentikan metode belajar daring.