*Oleh Mamang Anugerah
Belakangan ini, nama Danny Pomanto ramai diperbincangkan lantaran terus menuai prestasi.
Perbincangan itu disertai dengan menguatnya wacana bahwa Danny bakal bertarung pada Pilgub Sulsel mendatang.
Memang selama ini, Danny Pomanto dikenal sebagai pemimpin daerah inovatif.
Tidak hanya inovatif dalam mencetuskan berbagai program pemerintah, Danny juga menjadi tokoh toleransi beragama di Sulawesi Selatan. Ketokohan Danny terlihat selama menjabat Walikota Makassar dua periode.
Pada Awal 2023, Danny secara khusus menemui tokoh-tokoh Tionghoa dalam momentum perayaan Imlek. Di kesempatan itu, Danny menyampaikan pesan hangat bahwa Pemkot akan mendukung penuh segala aktivitas komunitas agama yang menjadikan toleransi sebagai pemersatu.
Dari pertemuan dengan tokoh Tionghoa tersebut menandakan Danny ‘care’ dengan komunitas agama Non Islam, tanpa membeda-bedakan. Hal itu dilakukan Danny semata-semata supaya Pemerintahan yang ia pimpin dapat menjamin keleluasan setiap warganya untuk menjalankan agamanya dan mampu hidup berdampingan.
Tidak sampai disitu, Danny bukan hanya melihat toleransi dari sisi saling menghargai satu sama lain, lebih dari itu Danny memandang kerukunan beragama berkaitan erat dengan mentalitas warga Kota Makassar.
Danny melihat dalam membangun sebuah kota membutuhkan dukungan mentalitas kerohanian agama. Itulah mengapa Danny menaruh perhatian khusus terkait isu toleransi beragama, sebab memiliki peran penting dalam kemajuan kota.
Melalui kepedulian Danny tersebut, Makassar hingga saat ini dapat tumbuh menjadi rumah besar dari berbagai agama, sosial, pendidikan, dan profesi.
Pada pertengahan 2023, Danny kembali menggabungkan Makassar sebagai Kota Toleransi dalam Festival Waisak. Dihadapan Persatuan Umat Budha Indonesia Sulsel, Danny menegaskan bahwa Makassar kini sudah keluar dari 10 besar kota Intoleran.
Terbaru, Danny diapresiasi oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Sulsel karena dinilai sangat peduli dengan komunitas religi. Danny disebut mampu menciptakan dan menjaga kerukunan umat beragama.
Dalam menjalankan pemerintahan, Danny memang telah banyak terlibat dalam membangun suasana nyaman dan aman antar umat beragama di Makassar. Al hasil, Danny bukan hanya memberdayakan komunitas agama, tetapi juga membuat mereka berpartisipasi dalam menjalankan program pemerintah.
Selama dua periode Danny memimpin Kota Makassar, tidak ada lagi kasus dan konflik antar umat beragama. Padahal Makassar sebagai ibu kota Sulsel dengan kompleksitas yang luar biasa.
Dari sini, sehingga tidak salah, jika Danny dapat disebut sebagai tokoh toleransi beragama di Sulsel.