Manekawarna LKIMB UNM, Wujud Perayaan Perbedaan dan Perdamaian di Kampus


Makassarbicara, Makassar – Pagelaran tahunan Lembaga Kajian Intelektual Mahasiswa Bertakwa (LKIMB) Universitas Negeri Makassar (UNM) yakni Festival Manekawarna kembali di geliatkan. Tahun ini, Festival itu berlangsung khidmat dengan berbagai rangkaian acara.

Ketua Panitia Festival Manekawarna Steven Sonda menyebut, setidaknya ada empat item yang dimuat dalam agendanya itu. empat diantaranya ialah Dialog, Lomba Desain Poster, Pentas Seni, dan Pemutaran Video Dokumenter Ekspedisi Spiritual.

“Manekawarna ini agenda tahunan kami di LKIMB. Festival tahun ini memuat empat jenis kegiatan, semuanya berkaitan dengan edukasi perdamaian di tengah perbedaan dan keberagaman,” kata Steven.

Kata Steven, khusus Dialog, agenda itu dilangsungkan di Ballroom Lt. 2 Menara Pinisi UNM, pada Rabu, 6 Desember 2023 Dialog itu bertemakan ‘Memilih Berdamai: Merawat Keberagaman Dengan Cinta’. Sementara itu, pihak LKIMB UNM menghadirkan dua penyaji materi kompeten sekaitan dengan tema.

“Dialog ini terbagi dalam dua sesi, yakni Dialog Perdamaian dan Dialog Keagamaan. Dialog Perdamaian menghadirkan empat narasumber, yaitu Motivator dan Pelatih Publik Speaking kepemimpinan Global Ruben Dewi L. Dero, Founder Yayasan Nalarasa M. Fadlan L. Nasurung, perwakilan komunitas Kita Bhinneka Tunggal Ika Therry Algifari, dan UKM LKIMB UNM Abdul Kadir Jaelani,” papar Steven.

“Sementara Dialog Keagamaan, kami menghadirkan perwakilan GPIB Immanuel Pdt. Yunus Laritmas, dan Wakil Ketua PERMABUDI Sulsel, Suzanna,” imbuhnya.

Awalnya, kata Steven, khusus pada dialog keagamaan, masing-masing narasumber dari perwakilan tiap agama telah diminta untuk hadir dalam dialog tersebut. Tentunya, kata dia, agar wawasan keagamaan yang disajikan kepada para peserta beragam.

Hanya saja, katanya, beberapa narasumber yang telah dimintai kesediaan mengalami kendala teknis. Sehingga, dua orang pembicara itulah yang akhirnya bersedia hadir saat kegiatan berlangsung.

“Ada kendala teknis beberapa hari lalu, ada juga narasumber yang tak berkesempatan hadir pada waktu yang telah kami tetapkan lantaran memiliki jadwal kesibukan,” tutur Steven.

Foto: Suasana sumringah usai dialog Keagamaan pada Festival Manekawarna (dok. istimewa).

Untuk diketahui, meski Festival Manekawarna merupakan agenda tahunan LKIMB, konten kegiatannya berubah-ubah sesuai dengan kondisi yang ada. Festival tahun ini, kata Steven, dilatarbelakangi oleh beberapa isu yang sedang jadi perbincangan di ruang publik, termasuk juga konflik antar negara yang saat ini sedang memanas.

“Nama kegiatannya masih sama, hanya ada perbedaan pada komponen materi yang disampaikan masing-masing narasumber. Alasannya, materi-materi yang dibawakan penyaji lahir berdasarkan isu-isu kontemporer,” ungkapnya.

Terkait penamaan kegiatan, penggunaan kata Manekawarna secara berturut-turut bukan karena tak kreatif, melainkan makna yang mendalam pada diksi itu, sehingga dipertahankan dalam beberapa perayaan festival tahunan.

“Manekawarna ini asalnya dari bahasa Sansekerta, artinya keberagaman. Item kegiatannya bertujuan untuk mengkonstruksi pemahaman masyarakat, terkhusus mahasiswa UNM, agar menjaga toleransi dan perdamaian di tengah perbedaan,” tandas Steven.

Koresponden: Agus Umar Dani