*Oleh Akbar
Makassarbicara.id – Beberapa agenda kampanye Pilgub Danny Pomanto difokuskan mengunjungi daerah yang masih mempertahankan budaya dengan kental. Kepedulian terhadap budaya ini membuat masyarakat mendukung Danny.
Di Bulukumba, Danny diberi gelar adat oleh Suku Kajang Puto Lipung Daeng Mana’i. Gelar ini diberikan langsung oleh Ketua Adat bermakna disukai banyak orang. Harapannya Danny dapat menyatukan rakyat Sulsel sehingga mampu mewujudkan kesejahteraan bersama.
Bagi Ammatoa Kajang, Danny merupakan sosok pemersatu umat dan tidak membeda-bedakan suku, ras dan golongan sehingga disukai semua kalangan.
Di Galesong, Danny diberi gelar adat Daeng Manaba. Gelar yang diberikan Karaeng Galesong bermakna orang yang tabah, penyayang, serta menjadi sosok yang diharapkan banyak orang.
Karaeng Galesong memandang Danny sebagai pemimpin yang berhasil membangun Ibu Kota Sulsel yakni Makassar. Danny dinilai memiliki kepedulian sangat tinggi kepada masyarakat.
Di Toraja, Danny digelari Lunte Sanda Silalong oleh keluarga besar Puang Sappetau. Gelar Lunte Sanda Silalong berarti pemimpin yang pemberani dan mengayomi masyarakat luas.
Masyarakat Toraja menganggap Danny mewakili dan melindungi rakyat kecil. Selain itu, sifat pemberani karena benar menjadikan Danny dikenal sebagai orang berintegritas dan bisa dipercaya serta diandalkan.
Di Luwu, Danny sangat diterima pihak Kedatuan. Disana Danny disambut dengan adat prosesi mappaisseng ale atau manggolo yang dihadiri dewan adat 12 serta tamu kehormatan lainnya.
Bagi masyarakat Luwu, Danny adalah kehormatan besar. Danny dianggap menjunjung tinggi adat Mappisabbi atau Mappasikatau.
Sementara di Bone, Danny begitu diharapkan oleh Komunitas Bissu. Mereka berharap Danny dapat memulihkan peran Bissu dalam melestarikan budaya yang kini terpinggirkan. Komunitas Bissu begitu mengantungkan masa depan budaya kepada pundak Danny bukan ke calon lain.
Berbagai gelar adat dan kunjungan Danny ke daerah-daerah menegaskan keberpihakannya terhadap kebudayaan lokal. Danny sebagai ‘Gubernur Budaya’ menempatkan budaya lokal pada bagian paling penting agar masyarakat Sulsel tak kehilangan ciri khasnya.
Tak hanya itu, dengan mempertahankan budaya dapat menjadi potensi ekonomi melimpah yang dapat menopang perekonomian daerah, meningkatkan kesejahteraan warga, sekaligus memperkuat identitas manusia Sulawesi Selatan.
Sudah seharusnya kita yang menjunjung nilai budaya Sulsel mendukung kandidat yang cinta dengan kebudayaan lokal. Keturunan raja-raja sudah memastikan diri memilih Danny-Azhar di Pilgub nanti, kini giliran kita.