Home Care – Dottorotta di Kota Makassar, Aplikatif Kah?


[Sumber gambar : tribuntimur]

Sejak tahun 2015, inovasi Home CareDottorotta di Kota Makassar telah menjadi isu hangat. Bagaimana tidak? melalui inovasi tersebut pemerintah Kota Makassar telah berhasil meraih penghargaan Top 35 inovasi pelayanan publik 2016 yang diserahkan langsung oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar (Dr. Hj. Naisyah T. Azikin, M. Kes) mengatakan bahwa Home Care adalah pelayanan kesehatan secara komprehensif dan berkesinambungan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga dalam pemeliharaan dan perawatan anggota keluarga yang bermasalah pada kesehatan, sehingga dapat meminimalkan dampak penyakit. Namun, apakah dalam penerapan Home CareDottorotta dapat benar-benar aplikatif? mengingat sistem di pusat pelayanan kesehatan yang sampai saat ini masih banyak dikeluhkan oleh masyarakat Makassar. Apakah hanya dokter saja yang berperan penting dalam Home Care Dottorotta? bagaimanakah dengan perawat yang kuantitasnya lebih banyak dibanding dokter?. Menurut penulis, apabila program tersebut ingin berjalan lancar, maka hal pertama yang dapat dilakukan adalah memperbaiki sistem dengan memberikan waktu bertugas dokter sama dengan perawat di pusat pelayanan kesehatan yang dimaksud. Selanjutnya, jika perawat juga berperan dalam Home Care Dottorotta, maka perawat hendaknya memiliki standar, yaitu perawat profesional yang ilmu pengetahuan dan keterampilannya dapat memadai dan dapat disandingkan dengan dokter.

Dukungan Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto menyatakan bahwa layanan ini mendekatkan layanan kesehatan ke masyarakat karena petugas medis yang mendatangi rumah pasien, bahkan jika dalam kondisi tidak memungkinkan pasien untuk ditangani di rumah dapat langsung dilarikan ke rumah sakit. Namun, yang perlu diketahui adalah dalam dunia kesehatan  ada yang disebut kondisi gawat darurat. Gawat darurat  adalah suatu keadaan yang terjadinya mendadak mengakibatkan seseorang atau banyak orang memerlukan penanganan / pertolongan segera dalam arti pertolongan secara cermat, tepat, dan cepat. Lantas, kondisi sakit bagaimanakah yang dimaksud dalam Home Care – Dottorotta yang penangannya harus dilarikan ke rumah sakit?. Berdasarkan data dari American Heart Association (AHA) tahun 2002 dikatakan bahwa setiap dua menit terdapat satu orang meninggal karena henti jantung.  Tiga sampai delapan menit otak dan jantung tidak mendapat suplai oksigen, maka dapat mengakibatkan kematian. Untuk mendapatkan pertolongan pada Home Care – Dottorotta, pasien terlebih dahulu harus menghubungi kontak nomor Makassar Home Care – Dottorotta. Perlu digarisbawahi bahwa tidak mendapatkan suplai oksigen beberapa menit saja akan mengakibatkan kematian pada seseorang dan henti jantung atau henti napas bisa terjadi kapan saja, dimana saja, dan pada siapa saja tanpa diduga.

Lebih lagi, Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto mengatakan bahwa nantinya pasien akan menggunakan mobil Dottorotta yang siaga 1×24 jam dilengkapi sejumlah obat, alat medis, tabung O2, alat monitor kondisi pasien yang menghubungkan langsung ke dokter ahli yang dilengkapi GPS, sehingga dokter dapat memonitor keadaan pasien melalui wall room yang akan dibangun nantinya. Jadi, ketika sampai di rumah sakit, dokter sudah siap melakukan kelanjutan penanganan dari kondisi pasien. Faktanya, rasio dokter perpenduduk di Indonesia masih rendah. Ditambah lagi, fenomena yang ada di pelayanan kesehatan yang stay on 24 jam di pusat pelayanan kesehatan adalah perawat, bukan dokter. Lantas, apakah program tersebut akan benar-benar aplikatif apabila perawat yang bertugas saat itu memiliki pengetahuan dan skill yang kurang memadai?

Seperti di negara-negara maju, semua warga negara diwajibkan memiliki pengetahuan tentang bantuan hidup dasar agar dapat memberikan pertolongan pertama kepada diri sendiri ataupun orang lain dalam keadaan darurat. Pemerintah Kota Makassar perlu mempertimbangkan pentingnya pembelajaran bantuan hidup dasar untuk dijadikan program wajib Home CareDottorotta. Pemerintah bisa mengambil kebijakan dengan melakukan sosialisasi, pelatihan, dan melakukan evauasi untuk mengetahui pemahaman masyarakat Makassar mengenai pertolongan pertama dalam hal ini bantuan hidup dasar. Hal tersebut dapat dimulai dari warga di tingkat kelurahan yang merupakan target bagi Home CareDottorotta.

Menurut penulis, dalam mengaplikasikan program Home CareDottorotta di Kota Makassar perlu dipertimbangkan kemungkinan kendala yang dapat muncul, seperti keberadaan dokter di pusat pelayanan kesehatan yang dimaksud, tingkat pengetahuan dan skill perawat yang bertugas. Jadi, apabila dalam pengaplikasian Home CareDottorotta ingin berjalan efektif, maka Pemerintah Kota Makassar dapat mempertimbangkan kembali kendala-kendala tersebut. Pemerintah Kota Makassar perlu mempertimbangkan pentingnya pembelajaran bantuan hidup dasar untuk dijadikan program wajib Home CareDottorotta. Dengan begitu, harapannya angka kematian akibat henti jantung mendadak dapat menurun dan meningkatkan status kesehatan di Makassar, sehingga tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Makassar dapat tercapai.

 

Penulis, Musdalipa. Tulisan ini merupakan karya esai yang dilombakan pada kegiatan Makassar Literasi Award