Air Dalam Tafsiran kearifan lokal Makassar


ilustrasi

Oleh : Andi Hendra Dimansa*

Narasi kearifan lokal Makassar menguraikan asal usul to manurung yang muncul dari air menjadi penanda dimulainya babad baru dalam tatanan kehidupan dan sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat. Kemunculan kehidupan yang berasal dari air telah meletakkan DNA kebudayaan yang unik bagi masyarakat Makassar. Air sebagai petanda dan awal kehidupan dalam narasi kebudayaan dapat dijumpai dari berbagai kebudayaan, namun air sebagai asal usul kehidupan dan kebudayaan dalam perspektif Makassar menjadi pusat kearifan bagi manusia dan menjadi penanda dalam sosio kultural.

Manusia yang berasal dari air dapat ditinjau dari berbagai perspektif baik dari segi sains maupun dari segi sosiologis. Betapa canggihnya ilmu pengetahuan dapat menguraikan alur-alur reaksi kimia dari air yang dapat menjadi sumber kemunculan kehidupan dan tatanan kehidupan secara sosiologis memungkinkan terjalin dengan menempatkan air sebagai landasan dari segala kohesi kehidupan bermasyarakat. Peninggalan kehidupan masa lampau manusia menunjukkan betapa tatanan pemukiman terbentuk dan terpengaruh terhadap akses untuk mendapatkan air.

Bila kearifan lokal Makassar sejak dulu telah berbicara mengenai asal usul kehidupan dan sumber peradaban yang bersumber dari air, maka dapat dibayangkan betapa kearifan lokal Makassar telah menembus batas cakrawala dan mendahului zaman modern untuk menyatakan bahwa air menjadi sumber dan asal manusia. Teramat canggih di masa lampau untuk sampai pada pernyataan dan argumentasi tersebut. Yang perlu dipertanyakan mengapa kearifan lokal Makassar dapat mencapai pemahaman yang demikian ?

Secara sosiologis dapat dipahami bahwa kondisi Makassar yang berada dalam kawasan pesisir yang teramat akrab dengan laut. Lewat interaksi manusia Makassar terhadap laut membuat narasi kebudayaan dan mengidentikkan diri berasal dari air dapat dimafhumi. Namun, kesadaran diri untuk menyebutkan bahwa mereka berasal dari air (sumber peletak nilai dan tatanan) tidak semua dimiliki oleh masyarakat yang terbiasa dan akrab dengan laut. Kesadaran yang hampir serupa juga terjadi di Yunani oleh Thales yang mengungkapkan arche (sumber/asal) adalah air, tetapi menyatakan bahwa dari air muncul manusia dan kelak menjadi peletak tata nilai dan tatanan, Thales tidak sampai pada kesimpulan demikian.

Bila memeriksa dengan seksama narasi kearifan Makassar dan narasi kefilsafatan Yunani yang menempatkan air sebagai sumber peletak tatanan dan kehidupan memiliki implikasi berbeda. Bila Makassar menempatkan narasi air sebagai sumber dan asal manusia peletak dasar kebudayaan memberikan efek magis/mistik dalam memaparkan kehidupan. Sebaliknya Yunani, menarasikan air sebagai titik tolak keterpisahan manusia dari hal yang berbau mistik, sembari memberikan efek kebangkitan kesadaran akan kefilsafatan.

Dua kebudayaan yang menarasikan air sebagai sumber kehidupan, namun memberikan perspektif berbeda. Makassar menarasikan air sebagai sumber kearifan telah menjembatani terbentuknya sebuah tatanan dan struktur hirarkis yang memberikan legitimasi terhadap kekuasaan. Sebab dari pernikahan manusia yang muncul dari air telah menjadi petanda lahirnya generasi kebangsawanan (trah to manurung) sebagai bagian dari keberlanjutan dan menjaga narasi kearifan. Terlepas dari adanya hubungan kekerabatan manusia dan air dari narasi kearifan lokal Makassar dapat dipahami sebagai secara simbolis bahwa manusia Makassar hendak mengakui kediriannya. Sehingga narasi kearifan lokal tersebut dapat dibaca sebagai pengakuan jujur manusia Makassar mengakui akan eksistensi dirinya, segaligus upaya totalitas untuk tidak memisahkan diri dengan lingkungan.

Efek dari pengakuan akan kedirian manusia Makassar tercermin dari laku yang teramat menghargai laut dari sini terdapat berbagai tata nilai yang menjadi perwujudan secara praktis. Secara psikologis narasi kearifan lokal Makassar yang berwatak air dapat terlihat dengan keterbukaan untuk saling berbaur dan berterima dengan yang lain. Perwujudan watak yang demikian yang dimiliki oleh manusia Makassar dapat dilihat dalam sejarah kejayaan Pelabuhan Paotere yang ramai dikunjungi oleh berbagai rombongan dagang dan keterbukaan pihak Makassar untuk berbagi tempat dengan para pelancong dan pedagang dengan memberikan ruang untuk mendirikan pemukiman.

Sifat keterbukaan dan keberterimaan dengan yang lain menjadi ciri manusia Makassar segaligus pijakan yang menyebabkan Makassar dapat meraih perkembangan dan kemajuan pesat di masa lalu. Sifat air yang dapat berbaur dan menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar tercermin secara sosiologis dalam kehidupan manusia Makassar. Bila Makassar dapat berterima dari berbagai kalangan tanpa memandang asal daerah, suku dan agama ketika menjadi tempat berdiam dan menetap baik bagi orang yang berkunjung maupun yang telah menetap. Namun, ketika manusia Makassar berada di negeri rantau watak untuk saling berbaur dengan yang lain begitu kental. Sehingga tidak jarang saat manusia Makassar berada di negeri rantau dapat menjadi sosok yang mengayomi bahkan menjadi inspirasi dan menjadi peletak nilai-nilai kemanusiaan.

Kesiapan untuk berbaur dengan orang lain membuat manusia Makassar dapat beradaptasi dengan lingkungan. Kemampuan beradaptasi manusia Makassar yang berada di atas rata-rata menjadikan manusia Makassar dapat menjadi pelopor perjuangan dan perubahan tempat mereka berada. Kisah syach Yusuf, kisah bangsawan Makassar yang menjadi pelopor perjuangan melawan penindasan penjajah Belanda dan kisah-kisah manusia Makassar yang mampu menorehkan kebaikan tempat mereka berada.

Sehingga ungkapan bahwa peradaban senantiasa muncul dari kawasan yang dekat dengan air, telah dipenuhi baik dari segi anyaman kearifan lokal maupun dari segi sosiologis membuktikan bahwa Makassar bagian dari narasi kebudayaan dan peradaban yang sangat akrab dengan air.

Makassar juga telah menunjukkan keramahan dan rasa kebersahabatan yang teramat dijunjung tinggi terbukti Makassar menjadi kota yang menerima berbagai kalangan tanpa memandang kebangsaan, suku dan agama yang memberikan posisi tawar yang teramat strategis bagi Makassar untuk lebih maju di masa depan. Semua kalangan mesti memahami watak Makassar yang seperti air dan menjadi sangat penting guna membawa Makassar menjadi salah satu kota dunia, yang tentunya memiliki akar kearifan dan kebudayaan yang telah teramat canggih meletakkan nilai-nilai peradabannya jauh sebelum ruang-ruang Makassar diterangi dengan lampu pijar. Tetapi, nilai peradaban itu telah lebih dulu diterangi  pijar-pijar kearifan.

*) Penulis adalah penggiat literasi Sulsel