MAKASSARBICARA.ID – Momentum Hari Pendidikan Nasional menjadi refleksi betapa penting atau malah bobroknya sistem pendidikan di Indonesia. Tak terkecuali di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM).
Rabu, 3 Mei 2023. Sejumlah mahasiswa tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UINAM melakukan aksi unjuk rasa di pertigaan Jalan Pettarani-Alauddin.
Massa aksi mengkampanyekan permasalahan Pemilihan Rektor (Pilrek) di UINAM. ‘Desak Rektor Selesaikan Kisruh Pilrek UINAM’ menjadi grand isu massa aksi.
“Baru-baru saja pada pemilihan Rektor di UINAM telah terjadi beberapa kekisruhan, telah terjadi beberapa polemik yang tentu meresahkan bagi kami. Khususnya Aliansi Mahasiswa FDK”, tutur Faddal Rehan selaku Jendlap.
Faddal mengaku aksi ini bukan kepentingan segelintir orang dan murni menyuarakan suara-suara keadilan dan kebenaran.
“Awalnya pengumuman hasil dari Panitia Penjaringan bakal calon Rektor UINAM yang mestinya diumumkan pada tanggal 26 April 2023 diundur tanpa alasan jelas. Dan ketika pengumuman tersebut tidak diumumkan secara resmi oleh panitia (dan) hanya keluar dari rilisan media”, tuturnya.
Massa aksi curiga kepada Panitia Penjaringan bakal calon Rektor karena tidak transparan. Massa aksi juga menuntut Panitia mengkaji ulang 3 bakal calon yang semestinya tidak memenuhi syarat administrasi tapi diloloskan.
“Kami menuntut agar dalam proses penjaringan bakal calon rektor, panitia melakukan transparansi. Karena berdasarkan informasi yang kami peroleh, ada memang beberapa indikasi kecurangan serta tidak transparannya panitia sehingga menimbulkan kecurigaan”, tambahnya.
Faddal menyampaikan kalau salah satu bakal calon atas nama Prof. Mustari Mustafa menerima indikasi kecurangan penyeleksian bahkan sampai tidak diloloskan berkas pencalonannya.
“Telah rilis dari beberapa media bahwa pada saat proses verifikasi berkas yang dilakukan oleh Prof. Mustari Mustafa (sebagai bakal calon), itu kemudian ada indikasi penekanan dan intervensi dari pihak Panitia Penjaringan”, jelasnya.
Dalam rangka menuntut keadilan, massa aksi menginginkan Senat UINAM menganulir SK yang telah diterbitkan serta membuat agenda untuk mengevaluasi proses Pemilihan Rektor.
“Kami meminta terhadap Senat UINAM untuk menganulir SK yang telah terbit pada pengumuman sebelumnya. Dan membuat agenda tambahan sebelum masuk pada sidang penyampaian visi misi bakal calon berupa mempertanyakan (mengevaluasi) kembali kepada Rektor dan Panitia atas tidak lolosnya salah satu Prof. Mustari Mustafa sebagai bakal calon”, tegasnya.
Akhir wawancara di lokasi aksi, demonstran menuntut Senat UINAM untuk menolak nama-nama hasil penjaringan bakal calon dari Panitia.
“Meminta kepada Senat Universitas untuk menolak nama-nama hasil penjaringan bakal calon oleh Rektor (yang berasal) dari Panitia Penjaringan”, tutupnya.
Kekisruhan Pilrek di UINAM menjadi dugaan kuat adanya praktik politik kotor di kalangan para akademisi. Dan fenomena ini menjadi salah satu penyebab perlunya mengevaluasi ulang sistem pendidikan yang sedang amburadul.
Koresponden : Dirga