‘Catatan Merah’ Unismuh Makassar


Penulis: Fathurrahman

Makassarbicara.id, Membingungkan, pimpinan kampus begitu rajin memberi motivasi kepada mahasiswanya. Mereka meminta agar peserta didik di kampus berkontribusi mengharumkan nama baik kampus lewat berbagai macam event.

Tujuannya, tentu menjadi mahasiswa berprestasi. Harum nama mahasiswanya, harum juga nama kampusnya.

Tapi, apakah permintaan pimpinan itu dibarengi dengan fasilitas yang memadai?. Ini yang akan penulis jawab.

Dua tahun berjibaku di kampus, selama itu juga telinga ini mendengarkan orasi pimpinan. Narasinya selalu sama, puja dan puji, serta motivasi agar mahasiswa berburu prestasi selama di kampus.

Namun, narasi hanyalah bunga kata-kata. Ada hal terbalik saat praktik di lapangan.

Maksud penulis, kata bijak dan motivasi mestinya dibarengi dengan pengawalan dan pendampingan. Itu adalah dua hal yang mesti jalan beriringan.

Sebab, jika mahasiswa berprestasi, citra dan nama baik juga ikut diperoleh kampus. Artinya, kampus harus berkontribusi besar, tak hanya memberi motivasi, tapi juga memfasilitasi.

Naas, beberapa waktu lalu, belasan mahasiswa dipaksa menelan pahitnya pelayanan kampus. 19 orang yang telah mengikuti proses seleksi MTQMN-XVII 2023 batal diberangkatkan.

Kampus berapologi kekurangan dana, termasuk ketidakmampuannya memberangkatkan 19 orang sejawat penulis. Padahal, semua peserta yang akan berangkat mewakili kampus.

Yang amat disayangkan, 19 teman itu telah berlatih siang dan malam. Mengenyampingkan kesibukan akademik dan organisasi demi performa yang akan mereka tampilkan.

Terkait apologi kampus yang mengaku kekurangan dana, alasan itu berat diterima oleh penulis. Pasalnya, setiap tempat berkegiatan di dalam kampus dikenakan biaya, mestinya pungutan itu mengalir juga untuk pemenuhan kebutuhan setiap elemen di kampus, termasuk mahasiswa.

Lembaga pengembangan kemahasiswaan dan alumni (LPKA) juga mestinya banyak melakukan evaluasi karena hal seperti ini tidak sekali terjadi, berulang kali, dan mereka berlagak biasa saja, tanpa evaluasi yang serius.

Meski begitu, penulis berharap Unismuh Makassar berbenah lebih banyak. Sebab kampus biru ini adalah rumah bersama dan tempat bertumbuh.

 

Penulis adalah Ketua Umum HMJ PAI Unismuh Makassar