Catatan Volunter: Dibalik Pilu Pelosok Bulu’Rinring


Nurul Fadila Syahrir/Penulis

Oleh Nurul Fadila Syahrir*

MAKASSARBICARA.ID – Tepat 4 Februari 2023, di sebuah tempat terpencil di pelosok Butta Turatea, kaki para pejuang kemanusiaan memilih untuk menapak di jalan yang tidak mudah lagi berkelok.

Mereka datang untuk memilih peduli disaat mereka punya pilihan untuk abai. Saat para pemangku kebijakan abai terhadap kehidupan masyarakat pelosok, sebagaimana yang terlihat di daerah Bulu’Rinring, dengan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan yang tak memadai.

Bangunan sekolah yang runtuh karena bencana alam, tidak membuat pemerintah iba untuk melakukan perbaikan adalah hal yang sangat memprihatinkan menurut penulis.

Namun, tanpa bangunan sekolah pun, tak menyurutkan semangat anak-anak Bulu’Rinring untuk tetap datang belajar. Meskipun mereka harus belajar beratapkan rumah warga dengan fasilitas seadanya.

Kehadiran para Volunteer Rumah Baca Pesisir di tengah-tengah masyarakat Bulu’Rinring, rupanya membawa angin segar. Gerakan ASERTIF (Aksi Safari Literasi Inspiratif) yang diprakarsai Rumah Baca Pesisir, memuat berbagai kegiatan belajar mengajar yang cukup seru.  Mulai dari mendongeng hingga menampilkan film dokumenter untuk menghibur anak-anak pelosok.

Kawan-kawan volunter juga ikut turut andil dalam kegiatan keagamaan seperti menghidupkan kembali masjid melalui pembelajaran TPA (Taman Pendidikan Qur’an) dan Qultum tiap kali saat selesai menunaikan salat.

Selain membangun keakraban dengan anak-anak, para Volunteer juga berinteraksi dengan orang tua mereka dan para pemuda. Suatu momen yang luar biasa disaat Film Laskar Pelangi berhasil mengundang tawa masyarakat Bulu’Rinring.

Kegiatan-kegiatan yang sederhana lagi singkat tersebut, menyisakan kenangan dan pembelajaran yang begitu dalam, bagi volunteer maupun masyarakat di Bulu’Rinring.

Dari kegiatan ini, para penggiat literasi maupun stakeholder terkait, mendapatkan sebuah contoh teladan yang dapat layak ditiru melalui kegiatan ASERTIF.

Tidak perlu berbicara dan mengumbar janji terlalu tinggi, karena hanya aksi kecil-kecilan dan perlahan yang masyarakat butuhkan.

Seperti kata orang bijak melalui penanya, bergerak dan ambil bagian dalam perubahan karena sejatinya manusia diciptakan hanya untuk menjadi orang berarti buat sesama, dan jangan lupa untuk meninggalkan jejak kebaikan dan kebermanfaatan di bumi Ibu Pertiwi. 

Oleh karena sejatinya, kita tidak pernah tahu dari kebaikan mana yang kita lakukan, yang akhirnya mampu menggerakkan lisan seseorang untuk berdoa memohon kebaikan untuk kita.

Penulis merupakan Volunter Rumah Baca Pesisir/Mahasiswi UINAM