*Oleh Akbar
Makassarbicara.id – Selama ini, Danny Pomanto dikenal sebagai politisi ulung dengan berbagai kontroversinya. Dibalik semua itu, sebelum dikenal luas oleh publik, Danny merupakan seorang arsitek profesional sejak 1996-2104. Itu lah sebabnya, Kota Makassar begitu rapi tertata.
Sebagai orang biasa, Danny hidup sederhana bersama orang tuanya yang berprofesi sebagai guru dan PNS biasa pula. Berkat didikan keduanya, Danny tak hanya menjadi arsitek, tetapi juga sebagai dosen di perguruan tinggi ternama hingga 2011 di Universitas Hasanuddin Makassar. Yang menarik, bersinarnya Danny di dunia politik seakan mematahkan stigma, bahwa akademisi tak ‘direkeng’ di dunia perpolitikan. Inilah salah satu kehebatan Danny, lahir sebagai figur politisi yang akademis.
Ditengah profesinya sebagai arsitek dan dosen, Danny melenggang ke panggung politik dengan capaian cemerlang. Pada 2013, Danny dimenangkan oleh masyarakat di Pilkada Makassar. Danny dinilai paling layak memimpin ibu kota Sulawesi Selatan selama 5 tahun ke depan. Seakan sulit dipercaya, 2018 Danny kembali memenangkan Pilkada Makassar melalui Kotak Kosong. Sebuah sejarah perpolitikan yang identik dengan sosok Danny Pomanto membuat dirinya melegenda. Dua tahun berikutnya, Danny menunjukkan kualitas dirinya dengan memimpin Makassar dua periode.
Menjadi Wali kota dua periode bukanlah perkara mudah. Danny banyak melewati hal pahit. Namun dengan keikhlasan dan kerja keras, kepimpinan Danny dibanjiri prestasi. Hanya Danny satu-satunya, pemegang 2 Satya Lencana dan Parasamya Purna Nugraha, sebuah penghargaan tertinggi pemerintah daerah, dan hanya Danny satu-satunya yang memenangkan peristiwa besar Kotak Kosong, bahkan pertama di dunia.
Kini Danny menghibahkan dirinya untuk masyarakat lebih luas dengan mengikuti Pilgub Sulsel. Disamping segala capaian prestasinya, Danny tetaplah manusia biasa, bisa keliru dan khilaf.
Danny merupakan pemimpin daerah yang lahir dari lorong kecil di Mamajang Makassar namun berdedikasi luar biasa.