Oleh : Ahmad Sangkala*
MakassarBicara.com-Kearifan lokal adalah kekayaan yang dimiliki oleh setiap suku bangsa. Kearifan lokal ini tentunya tak serta merta bisa digerus oleh kemajuan teknologi. Walaupun dari banyak kejadian, generasi muda tak lagi peduli dengan tradisi dan kearifan lokal di daerahnya masing – masing. Hal inilah yang mengancam kepunahan tradisi dan kearifan lokal daerah.
Kearifan lokal pada dasarnya adalah kepribadian masyarakat secara utuh. Sehingga jika digali lebih mendalam akan lebih mudah menyentuh hati dan keinginan masyarakat. Namun ini bisa terwujud jika kearifan lokal itu bisa ditafsirkan kembali sesuai dengan kondisi saat ini. kearifan lokal ini kan erat kaitannya dengan nilai, sehingga hal ini bisa di kemas dengan model yang lebih milenial dan modern. Hal ini sangat menunjang pelaksanaan kebijakan pemerintah, jika bisa dikolaborasikan dengan kearifan lokal.
Walaupun tidak mudah, namun hal itu tak berarti mustahil. Danny Pomanto mampu melakukan itu. Dalam menjalankan kebijakan dan programnya selama menjabat walikota Makassar, semuanya dikolaborasikan dengan kearifan lokal. Seperti penggunaan istilah lokal Makassar untuk setiap program yang dibuat misalnya Dottorotta’ untuk bidang kesehatan, mobil pengangkut sampah dengan istilah Tangkasaki’ dan berbagai program lainnya. Bahkan dalam menjalankan program yang paling diunggulkan juga mengikutkan nilai kearifan lokal yakni Sombere Smart City.
Danny Pomanto (2019) mengatakan bahwa istilah Sombere Smart City digunakan tanpa meninggalkan budaya lokal.
Secanggih apa-pun robot, tapi tidak mempunyai hati, konsep inilah yang dicoba disusun dengan sistem smart city yang berbeda dari yang lain.
Penjelasan ini tentu lebih menekankan pentingnya menerapkan nilai – nilai kearifan lokal pada kebijakan yang dirumuskan pemerintah.
Adapun kaitan antara sombere dan smart city selanjutnya dijelaskan Danny Pomanto pada saat mendapatkan undangan dari Kementerian Luar Negeri Singapura pada Program SR Nathan Fellowship (7/1/2020). Dimana salah satu yang dijelaskan terkait keberhasilan program sombere smart city. Berbicara Smart City artinya berbicara tentang Hardware and Software. Tetapi Sombere adalah Heartware (hati). Begitulah metode pendekatan untuk menyentuh hati masyarakat. Karena jika tidak, maka masyarakat akan menganggap teknologi itu sebagai sesuatu yang mengerikan.
Pada agenda ini selain dari pertemuan yang disebutkan, Danny Pomanto juga melakukan sharing dengan lembaga-lembaga Singapura tentang masalah-masalah yang menjadi perhatian bersama Singapura dan Makassar, seperti pengembangan ekonomi dan pariwisata, perencanaan kota pintar, dan mitigasi perubahan iklim. Selama 4 hari Danny Pomanto bertemu 4 Menteri dan Pejabat Negara setingkat Menteri di Singapura secara khusus. Danny bertemu dan berbagi informasi dengan Menteri Senior Negara (Pertahanan) (Luar Negeri) Dr Maliki Osman, Menteri Senior Negara (Transportasi) (Komunikasi & Informasi) Dr Janil Puthucheary, Sekretaris Parlemen Senior (Dalam Negeri) (Kesehatan) Amrin Amin, dan Sekretaris Parlemen Senior Dr Tan.
Sombere smart city yang dipresentasikan oleh Danny Pomanto di Singapura tentunya tak sekadar memperkenalkan sistem smart city yang diterapkan, tetapi juga memperkenalkan Sombere sebagai kearifan lokal yang mampu memudahkan program ini diterima dan diimplementasikan oleh masyarakat.
Tentunya, walaupun banyak orang yang masih saja mempersoalkan soal Danny Pomanto putra Makassar atau tidak, yang jelasnya Danny Pomanto telah membawa kearifan lokal Makassar mendunia. Bagaimana pun, sebenar – benar kecintaan kita pada sebuah daerah harus dibuktikan dengan karya. Danny Pomanto telah melakukannya, mari terus bersamanya membuat Makassar dua kali tambah baik.