*Oleh Akbar
Makassarbicara.id – Wacana duet Danny-Azhar (DIA) semakin memanaskan perpolitikan Pilgub Sulsel. Keduanya memiliki kans yang kuat di partainya masing-masing, Danny di PDIP, sementara Azhar di PKB.
Duet Danny-Azhar menguat seiring berkembangnya wacana Kotak Kosong, dimana pasangan Andi Sudirman Sulaiman -Fatmawati Rusdi disebut-sebut melakukan ‘pemborongan’ partai. Sementara Duet Danny-Azhar digadang-gadang menjadi pasangan yang bakal mengalahkan Andi Sudirman-Fatma.
Bila membaca ulang jejak digital perpolitikan Danny-Azhar, potensi keduanya bersatu memang besar. Hal ini dikarenakan kedekatan PKB dengan Danny sejak dulu telah terbangun.
Pada Pilwalkot 2014, Danny terpilih Wali Kota Makassar dimana Syamsu Rizal atau Daeng Ical sebagai wakilnya. Kini Daeng Ical menjabat sebagai Ketua Bappilu PKB Sulsel.
Demikian pula belum lama ini, Azhar beberapa kali bertemu dengan istri Danny, Indira Yusuf Ismail. Kedekatan Danny dengan Azhar juga terlihat saat pengembalian formulir pendaftaran Calon Gubernur di PKB Sulsel pada Kamis (23/5/2024).
Saat itu, Daeng Ical kembali hadir menyambut Danny bersama petinggi PKB lainnya. Menariknya, respons PKB terhadap Danny terasa ‘istimewa’ ketimbang ketika Andi Sudirman mengembalikan formulir. Saat bertemu Danny, Azhar selalu memuji keberhasilan Danny memimpin Ibu Kota Sulsel selama 2 periode dengan berbagai capaian prestasi.
Azhar bahkan menyebut, Danny sebagai incaran partai karena pengalaman politiknya yang tumbuh dari bawah serta dibangun dengan penuh perjuangan. Kondisi ini berbanding terbalik saat PKB menerima pengembalian formulir Andi Sudirman, dimana Azhar sekadar merespons secara normatif dan menyerahkan sepenuhnya ke DPP. Tak ada pujian yang disampaikan Ketua DPW PKB itu.
Diluar dari pada itu, paket Danny-Azhar dinilai publik sebagai penyelamat demokrasi Sulsel. Pasalnya, keduanya sama-sama menginginkan demokrasi tetap hidup.
Bagi Danny, penegakan nilai demokrasi wajib diperjuangkan demi terwujudnya kualitas pemimpin Sulsel, termasuk menolak Kotak Kosong. Meskipun Danny tetap percaya diri jika saja kondisi itu terjadi.
Apalagi Danny punya sejarah manis akan hal itu.
Demikian visi menyelamatkan demokrasi juga digaungkan Azhar. Dia tak menginginkan kotak kosong terjadi demi demokrasi.
Banyaknya kesamaan Danny-Azhar menandakan keduanya telah menyatu dalam visi, sehingga keduanya terlihat sebagai pasangan ideal. Selain itu, kehadiran Azhar bakal menyempurnakan koalisi yang dibangun Danny sebelumnya bersama PDIP dan PPP.
Lalu pertanyaannya, apakah nantinya paket Danny-Azhar terjadi?
Yang jelasnya adalah, Danny Pomanto telah memenuhi kriteria kepala daerah yang bakal didukung PKB sebagaimana yang disampaikan Cak Imin. Danny merupakan pribadi berpengalaman, berkapasitas, dan berkemampuan. Tiga kriteria inilah yang dapat mengalahkan figur Andi Sudirman dan Fatma.