oleh : Ahmad Sangkala*
MakassarBicara.com-corona virus membuat semuanya berubah. Virus yang bermula dari Wuhan ini, menyebar dengan cepat ke seluruh pelosok nusantara. Tak terkecuali Makassar. dengan cepat menyebar. Walaupun dihujani imbauan baik pemerintah maupun organisasi masyarakat, dari artis sampai pemuda lorong. Tetap saja jumlah angka positif terus meningkat, bahkan saat ini Makassar sudah menjadi zona merah covid-19.
Perbincangan paling laris di warung kopi pun tiba – tiba mereda, apa lagi sejak adanya pengumuman Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bahwa pemilihan kepala daerah serentak 2020 dinyatakan ditunda. Begitu pun dengan larangan berkumpul dan warung kopi diminta dinyatakan tutup. Hal ini menggiring perbincangan beralih ke covid-19, baik peningkatan signifikan korban maupun lambannya pemerintah melakukan penanganan.
Lantas bagaimana nasib para calon walikota?
Walaupun banyak bertebaran baliho bakal calon walikota Makassar, namun dalam beberapa hasil survei hanya mengunggulkan maksimal 4 calon. Adapun yang masuk kategori itu sejalan dengan dukungan partai politik, sebut saja Danny Pomanto telah mencukupkan syarat minimal dukungan dengan mendapatkan surat tugas dari Nasdem dan Golkar, disusul Syamsu Rizal (Deng Ical) dengan mendapatkan PKS dan PKB, disusul Irman Yasin Limpo (None) dengan mendapatkan PAN serta Munafri Arifuddin yang juga mengklaim di dukung beberapa parpol. Keempat kandidat ini sepertinya memiliki respon tersendiri dalam menyikapi penundaan pilkada dan keseriusan berada ditengah- tengah rakyat melawan corona.
Pertama, secara elektabilitas Danny Pomanto memimpin, begitu pun secara syarat dukungan parpol sudah mencukupi. Namun menghadapi pandemi ini, Danny Pomanto sepertinya memilih berubah haluan. Dari beberapa pernyataan di media maupun meme yangdisebar, Danny Pomanto menegaskan “hentikan politik, saatnya bantu rakyat”. Hal ini bukan hanya semboyang tetapi dibuktikan dengan membentuk tim DP Peduli Corona. Tim ini telah melakukan penyemprotan disinfektan di ratusan lorong yang ada di kota Makassar. Permintaan terus meningkat, bahkan sudah mencapai ribuan. Tim DP Peduli Corona dibagi menjadi beberapa tim yang terus bergerak tiap harinya.
Kedua, Syamsu Rizal atau yang biasa dikenal Deng Ical. Secara elektabilitas sudah lumayan signifikan, bahkan telah mendapatkan amunisi kuat dengan dukungan mantan Walikota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin. Sudah mengantongi rekomendasi 2 partai politik. Namun dengan munculnya pandemi corona, Deng ical di berbagai media menegaskan “saya tak fikir politik dan pilkada serentak, nyawa manusia diatas segalanya”. Langkah yang ditempuh tentunya kembali fokus pada urusan kemanusiaan. Sebagai ketua palang merah Indonesia (PMI) kota Makassar, Deng Ical tentu punya infrastruktur organisasiyang lengkap sampai level grassrot. Sebagai pimpinan organisasi, tentu deng Ical massif melakukan aksi pencegahan virus corona bersama relawan PMI dan gugus tugas covid-19 Makassar. walaupun belakangan ada yang menyoroti karena di beberapa kegiatan tampil menggunakan baju kotak – kotak yang menjadi simbol yang melekat pada tim “good people”. Bahkan sampai ada komunitas yang membuat diskusi untuk menyoroti hal tersebut.
Ketiga, Munafri Arifuddin atau biasa disapa Deng Ical. Walaupun belum memegang surat tugas partai politik, tapi Appi optimis mendapatkan kendaraan untuk maju sebagai pilwakot. Tentu dengan gerbong besar dibelakangnya membuatnya tak diragukan untuk itu. Semenjak penyebaran covid-19 meningkat, Appi belum menegaskan untuk fokus pada Corona. Seperti pernyataan juru bicaranya, Fadli Noor pada tribun timur (17/3/2020) menegaskan bahwa timnya akan fokus soft campaign melalui media sosial dalam mengisi kekosongan dalam 14 hari ini, sambil tak lupa terus mendoakan agar wabah Corona ini bisa ditangani dengan baik oleh pemerintah dan seluruh warga senantiasa diberi kesehatan. Selain itu tentunya Appi menurunkan timnya untuk melakukan penyemprotan disinfektan dan pembagian hand sanitizer. Justru yang menarik, disaat pandemi ini sudah bertebaran poster pasangan Munafri Arifuddin yakni Abdul Rahman bando yang merupakan plt kadis pendidikan kota Makassar.
Keempat, irman yasin limpo atau dikenal dengan None. Saat ini telah memegang surat tugas dari partai PAN. Tentu sebagai klan Yasin Limpo, dirinya tak diragukan untuk bisa bertarung. None tentu juga merespon corona virus ini dengan pernyataan tegas. None mengatakan di beberapa media bahwa pemilu bisa kita selenggarakan tahun depan, tapi menghentikan tangis orang yang kehilangan anggota keluarganya karena Corona harus dilakukan secepat mungkin. Hal ini dibuktikannya dengan menurunkan tim untuk melakukan penyemprotan disinfektan di berbagai titik. Bahkan sebagai ketua PGRI, None beberapa kali tampil di berbagai kegiatan online dan media menyerukan kepada guru agar selalu mendampingi anak didik dalam proses belajar mengajar secara online dan berdoa agar corona ini segera berlalu.
Dari keempat kandidat ini, semuanya memiliki kepedulian dan sepakat untuk melawan covid-19. Namun yang berbeda justu totalitas dan metodenya dalam melakukan gerakan melawan covid-19. Tentu kita semua memahami bahwa totalitas itu butuh komitmen yang kuat serta metode yang terukur dan sistmatis. Hemat penulis, Danny Pomanto menegaskan totalitasnya serta gaya bekerja dengan sistem yang terukur dengan membentuk tim DP peduli corona. Dibanding lainnya, Deng Ical diuntungkan dengan posisinya sebagai ketua PMI, None masih dengan pola menggerakkan relawan secara sporadis dan Appi masih mengimbangkan antara kerja kemanusiaan dan kampanye politiknya. Mari melangkah bersama melawan corona, tentu dengan usaha dan doa. Untuk pilwalkot, Biarlah rakyat menilai dan memilih, yang jelas kita tak ingin Makassar Mundur lagi.