F8 dan EUFORIA yang Dirindukan


Oleh : Habib Rahdar*

Makassarbicara.com-Bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Sulawesi Selatan, pasti tidak asing lagi dengan Makassar International Eight Fetival and  Forum besutan pemerintah Kota Makassar era walikota Moh. Ramdhan Pomanto.

Yups, Makassar International Eigth Festival and Forum atau yang karib disebut F8, merupakan kegiatan yang memadukan semua potensi kreatif (Fashion, Food, Film, Folk, Flora & Fauna, Fine art, Fusion music, dan Fiction writer) yang sarat tradisi serta budaya lokal dan disajikan dalam satu panggung berlatar alam yang spektakuler.Namanya juga festival internasional, melibatkan tak hanya seniman dan masyarakat lokal Makassar saja, melainkan nasional bahkan manca negara juga turut terlibat dan berpartisipasi di dalamnya.

Alasan pemerintah kota Makassar yang tak lagi menginginkan F8 dihelat bagi banyak orang dianggap sebagai kebijakan yang kekanak-kanakan, politis dan tidak berpikiri maju. Sebab dalam event F8 begitu banyak nilai positive yang bisa didapatkan.

Event yang masuk dalam top 10 wonderful event dalam calender of event (CoE) di kementerian pariwisata itu, harusnya menjadi kebanggaan tersendiri bagi pemerintah dan masyarakat Sulawesi Selatan khususnya kota Makassar.

Karena acara keren ini sudah masuk dalam kalender event Kementerian Pariwisata RI, artinya sudah harus dihelat rutin setiap tahunnya.

Namun, sangat disayangkan, saat Walikota Danny telah habis masa jabatannya selaku walikota, pejabat sementara (Pj) Walikota Makassar Iqbal Suaeb justeru tak menginginkan lagi event F8 digelar seperti sebelum-sebelumnya. Alasan penolakan Pj. Walikota Makassar itu demi penghematan anggaran pemerintah kota Makassar.

Tak pelak, kebijakan itu sontak menuai pro-kontra di kalangan masyarakat. Ada yang mendukung kebijakan Pj. Walikota namun tak sedikit yang menentang.

Alasan pemerintah kota Makassar yang tak lagi menginginkan F8 dihelat bagi banyak orang dianggap sebagai kebijakan yang kekanak-kanakan, politis dan tidak berpikiri maju. Sebab dalam event F8 begitu banyak nilai positive yang bisa didapatkan.

Nilai positive dari perhelatan akbar yang sebelumnya sudah digelar sebanyak tiga tahun berturut turut itu, sebagiannya bisa dilihat bahwa F8 merupakan sarana edukasi terbesar yang ada di wilayah Timur Indonesia.

Bayangkan saja, dengan terlibatnya 27 negara dan 30 daerah di Indonesia, pelajar dan masayarakat pada umumnya bakal tahu banyak hal informasi terkait kultur baik Sulawesi Selatan serta daerah dan negara lain yang terlibat.

Mulai dari budaya, adat, kekayaan alam, hasil bumi, pakaian khas serta panganan dan kudapan khas semua ada dan bisa mengedukasi masyarakat khususnya pelajar dan mahasiswa.

Kegiatan atraksi kebudayaan terbaik itu juga banyak menarik wisatawan, baik domestik maupun manca negara. Sebagaimana dalam perhelatan sebelumnya, F8 berhasil menggaet 2 juta pengunjung dengan perputaran uang selama event mencapai 21 miliar belum terhitung hotel, penginapan, restaurant dan transportasi. Bukankah hal itu mendongkrak perputaran perekonomian di kota Daeng.

Dalam dunia seni dan kebudayaan, juga sangat menunjang. Sebab menampilkan berbagai macam karya seni dan budaya. Misalnya, dalam festival Film baik pendek maupun dokumenter yang diikuti baik lokal hingga manca negara.

Pada event itu juga, digelar berbagai macam lomba untuk melatih mental kompetitif masyarakat khususnya pelajar dan mahasiswa.

Namun, entah apa yang merasuki pemerintah kota Makassar sampai tak mau terlibat dan mendukung kegiatan yang sarat nilai itu.

Sempat kecewa dengan keputusan pemerintah soal perlehatan F8, namun terobati sebab penggagas F8 Moh. Ramdhan Danny Pomanto  tetap kukuh menghelat F8 dengan melibatkan partisipasi penuh pihak swasta.

Sedikit berbeda dari sebelumnya, F8 tak lagi dihelat di Anjungan Pantai Losari, Akan tetapi nuansa kemeriahan serta euforia F8 yang sangat dinanti dan begitu dirindukan masyarakat bakal digelar di kawasan center point of Indonesia.

Saya berharap semoga euforia F8 kelak, tak kalah dengan euforia F8 beberapa waktu lalu. Dan dengan digelarnya di Citraland Losari Sunset Cove 8, JL. Metro Tanjung Bunga kota Makassar, pada 11 hingga 13 Oktober mendatang, saya juga berharap hal tersebut justeru akan lebih menarik atensi dan animo masyarakat untuk berkunjung karena nuansa yang sedikit berbeda.

Ingin berwisata keilmuan, kuliner, fasion, musik mengenal flora dan fauna serta ingin tahu dan belajar banyak tentang banyak hal. Jangan lewatkan F8 agenda edukatif dan silaturahmi terbesar di Indonesia Timur.