Makassarbicara.id, Makassar – Puluhan Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) memadati Simpang Tiga Jalan Sultan Alauddin-Pettarani, Kota Makassar. Mereka melayankan aksi protes terhadap institusi Kepolisian RI yang kerap kali berlaku tak wajar terhadap sipil.
Pantauan di lokasi, Jumat, 27 Oktober 2023, massa aksi memblokade jalur Jalan Pettarani menuju Fly Over. Beberapa orang tampak membentangkan spanduk memuat tulisan protes terhadap institusi kepolisian.
Massa aksi juga membakar sejumlah ban bekas. Sementara itu, aparat keamanan berjaga ketat di sekitaran lokasi.
Salah satu Koordinator Lapangan (Korlap) Fadila Abdullah merasa heran dengan lagak kebanyak oknum polisi dalam beberapa tahun terakhir. Padahal, kata dia, akar historis kepolisian berdiri sebagai lembaga independen agar masyarakat diayomi dengan baik.
“Belakangan ini, polisi sering berhadap-hadapan dengan sipil, tak hanya memukuli, bahkan sampai membunuh. Mau disebut juga tidak, karena pakukanya banyak,” tutur Fadila.
“Institusi Kepolisian dipisahkan dari ABRI kan tujuannya agar ada pengayom masyarakat,” imbuhnya.
Ia menyebut kehadiran IMM di jalan sebagai warning untuk institusi Kepolisian. Selain itu, juga menyampaikan pesan kepada masyarakat, bahwa institusi itu berada pada kondisi genting.
“Kami protes agar mereka berbenah. Kalau ditanya kenapa di jalanan, ini untuk memberi tanda kepada semua orang, bahwa polisi kini sudah jarang memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan,” kata Fadila.
Karena itu, melalui aksi protes dan penyampaian informasi oleh para orator, Fadila berharap polisi setempat tak melakukan hal serupa dengan teman-temannya di daerah lain. Meskipun, ia tak menampik, bahwa sejuta oknum polisi di Makassar juga kerap melakukan tindakan tercela terhadap masyarakat, termasuk mahasiswa.
“Mereka mesti mendengarkan para orator lah, biar sadar dengan kelakukan buruknya yang berulang-ulang. Meskipun di Makassar, mahasiswa juga kerap kali ditangkap dan dipukuli saat melakukan unjuk rasa,” tandasnya.
Sementara itu, Sekretaris Bidang Hikmah, Politik, dan Kebijakan Publik PC IMM Kota Makassar Supriadi, tampak berapi-api saat berkesempatan berorasi. Ia menyebut polisi sebagai dalang beberapa kasus kemanusiaan akhir-akhir ini.
“Kasus penembakan masyarakat di Seruyan, Kalimantan Tengah, itu ulah siapa?, bukan masyarakat, tapi Polisi,” tegasnya.
Tak hanya itu, ia juga menyebut salah satu kasus kematian massal beberapa waktu lalu.
“Lalu bagaimana dengan tragedi Kanjuruhan?, siapa dalangnya? polisi. Makanya, institusi ini tidak hanya harus berbenah, tapi memperbaiki kebobrokan yang sudah sedemikian parahnya,” ucap Supriadi.
Pukul 17.30, Kader IMM yang memadati jalan membubarkan diri dengan damai. Mereka lalu arak-arakan menuju kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.
*Agus Umar Dani