[Ilustrasi : Bindoline.com]
“Kebersihan sebagian dari iman”
Tidak sedikit dari kita sebagai siswa madrasah (sekolah) yang sudah hafal dengan dalil tersebut.
Dalil tersebut tampaknya kita sudah hafal mati. Mengapa? Karena madrasah merupakan sekolah yang sangat identik dengan ke-islaman, madrasah yang mengajarkan segala bentuk ilmu pengetahuan islam mulai dari sejarah kebudayaan islam, akidah akhlak, bahasa arab, fikih hingga qur`an hadits.
Namun, kebanyakan dari kita sebagai siswa madrasah hanya berfokus pada teori semata (pengetahuan) tanpa adanya pengamalan (pengaplikasian). Tidak sedikit dari kita yang sudah menghafal mengenai dalil kebersihan, namun dalam hal penerapan masih sedikit.
Inilah yang perlu kita refleksikan bersama, bahkan sekolah yang belajar agama islam hanya 2 jam setiap pekannya sangat banyak telah menerapkannya. Sedangkan kita di madrasah memiliki waktu 10 jam setiap pekannya dalam belajar agama islam namun penerapan kebersihan saja belum bisa kita lakukan. Maka seharusnya kita harus malu dengan sekolah lainnya.
Jika hal tersebut tidak kita atasi dengan baik, maka nilai-nilai madrasah kita akan hancur serta membuat nama madrasah kita buruk dengan madrasah atau sekolah lainnya serta ilmu yang guru-guru berikan kepada kita tidak ada gunanya.
Mengapa? karena kita sudah mengetahuinya lalu tidak mengamalkannya. Allah swt berfirman:
“Amat besar kebencian di sisi Allah, bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” (QS.ash- shaff:3).
Dari firman Allah SWT tersebut kita mengetahui bahwa Allah sangat membenci bagi mereka yang mengetahui sesuatu lalu tidak mengamalkannya. apakah kita ingin dibenci Allah? Mungkin sebagian besar jawaban kita tidak. Namun, secara tindakan hal itu tidak sesuai , dalam bahasa makassar “caritannaji”.
Lalu, bagaimana mengatasi hal tersebut ? tentunya ketika kita membahas mengenai kebersihan sekolah pastinya kita-lah sebagai siswa madrasah yang harus berkontribusi sepenuhnya dalam urusan kebersihan.
Bukankah Rasulullah SAW bersabda:
Islam itu adalah bersih, maka jadilah kalian orang yang bersih. Sesungguhnya tidak masuk surga kecuali orang-orang yang bersih (H.R. Baihaqi)
Dalil di atas menerangkan bahwa salah satu ciri orang yang berada kelak di surga yaitu bersih serta tidak akan masuk surga kecuali orang yang bersih. Hal ini bisa kita jadikan patokan dalam menerapkan kebersihan.
Di madrasah kita memang sudah memiliki tukang sampah yang setiap harinya bekerja, mulai menyapu, mengepel hingga membuang sampah. Namun, apakah karena hal tersebut menjadikan kita tidak menjaga kebersihan madrasah kita ? tentunya tidak.
Di dalam suatu lembaga pendidikan, orang yang terbanyak ialah siswa. Maka karena kuantitas kita cukup banyak sudah semestinyalah kita menjaga kebersihan madrasah kita. Kita tidak perlu melakukan hal yang berat-berat. Membuang sampah pada tempatnya sudah sangat berpengaruh pada kebersihan madrasah kita. Maka secara tidak sadar, kita telah membantu tukang sampah di madrasah kita dalam melakukan pekerjaanya. Atau dengan kalimat lain kita telah mempermudah urusannya.
Kita juga mengetahui pentingnya memudahkan urusan orang lain. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, ”
Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat.” (HR. Muslim)
Dari dalil di atas, kita mengetahui bahwasanya apabila mempermudah urusan orang lain maka pasti Allah SWT akan memudahkan segala urusan kita baik di dunia maupun di akhirat. Tentunya kita sangat ingin, apalagi kita sudah duduk di bangku Aliyah (SMA) kesulitan hidup yang kita dapatkan lebih sulit dibandingkan sebelumnya. Maka baik ketika mengerjakan tugas, belajar, hingga ulangan hal itu terasa ringan karena kita mempermudah urusan orang lain sehingga Allah SWT juga mempermudah urusan kita.
Sebagai penutup, sebagai siswa madrasah kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai yang ada di madrasah kita, khususnya kebersihan. Kebersihanlah yang utama karena hal itu menentukan enak tidaknya proses belajar mengajar. Kemudian, mempermudah urusan orang lain sudah menjadi kewajiban di kalangan kita sebagai siswa madrasah.
Dan yang terakhir, buatlah suatu ilmu menjadi suatu amalan sebagai bekal kita kelak di akhirat bukan hanya pengetahuan dan buatlah pula ilmu dengan pengamalan sebagai kesatuan yang tak pernah terpisahkan Sebab ilmu tanpa pengamalan sifatnya sia-sia dan amalan tanpa ilmu sifatnya bid`ah. Wallahua`lam.
Penulis : Fahri, Siswa Kelas X IIS MAN 2 Kota Makassar.
Tulisan ini merupakan esai yang mengikuti lomba dengan judul sebelumnya “Mengamalkan Nilai Madrasah dalam Konteks Kebersihan”