Lorong Wisata, Ide Berlian Atasi Krisis Pangan


Danny Pomanto, Wali Kota Makassar

Oleh Andi Anggasta* 

MAKASSARBICARA.ID – Lorong wisata yang digagas oleh Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto merupakan gagasan menarik. Hal ini memberikan anggapan lain terhadap Lorong.

Biasanya anggapan terhadap lorong hanya sebatas gang yang tidak memiliki nilai apa-apa. Lorong hanyalah sebatas akses yang menyambungkan dari jalan raya ke rumah dan tidak sedikit menjadi saksi peristiwa kriminal perkotaan.

Gagasan Danny Pomanto yang tertuang dalam program Kerja Wali Kota Makassar kini berhasil mengubah anggapan masyarakat terhadap lorong.

Dengan kehadiran lorong wisata mengubah wajah lorong dari lemah menjadi ceria. Program lorong wisata mengubah halaman depan rumah menjadi lebih indah, tertata, dan lebih asri dipandang.

Bukan main anggaran yang disiapkan Pemerintah Kota Makassar mencapai Rp 170 Miliar demi kesuksesan program lorong wisata. Berdasarkan rilis ANTARA Sulsel (2022), sumber anggaran untuk lorong wisata berasal dari 36 dinas dan badan, 15 kecamatan serta 12 bagian Sekretaris Daerah (Sekda).

Semua Stakeholder pemerintah berkolaborasi untuk mendukung penuh lorong wisata dengan 114 program kegiatan. Anggaran besar tersebut digelontorkan dengan harapan lorong wisata dapat memberi manfaat bagi masyarakat Kota Makassar.

Realisasi program lorong wisata sudah terbangun 1098 yang tersebar di setiap kecamatan yang ada di Kota Makassar.

Namun, pembangunan ini akan tetap berlanjut pada tahun 2023 mendatang. Berdasarkan FAJAR.CO.ID (2022), pada tahun 2023 akan dibangun lagi 4000-an lorong wisata dan ditambahkan berbagai perangkat seperti pemasangan 4 CCTV, wifi, serta menggunakan QR code sebagai sistem sosialnya pada setiap lorong.

Untuk mewujudkan program 5.000 lorong wisata yang ada di Kota Makassar, Danny Pomanto menerima dan berdiskusi Panjang dengan National Science Foundation United States of America (NSF USA). Diskusi tersebut membahas mengenai Modernizing Cities via Smart Garden Alleys with Application in Makassar City atau kota cerdas (masa depan) yang bertumpu pada lorong-lorong.

Saat ini sudah ada 50 lorong wisata yang diteliti oleh akademisi dari Amerika  sebagai sampel untuk pembentukan ribuan lorong wisata nantinya.

Kedepan program ini dapat menyelesaikan permasalahan pangan masyarakat karena dapat menjadi lumbung pangan. Salah satunya menanam sayuran menggunakan teknik hidroponik, dan ditanam secara vertikultur pada dinding lorong.

Untuk menambah estetika, lorong dicat dengan warna yang menarik. Warna yang beragam dan tertata menghadirkan kebahagiaan bagi orang-orang yang melewati lorong tersebut. Kondisi ini sejalan dengan esensi dari berwisata yakni memberikan rasa bahagia dalam diri manusia.

Program lorong wisata bukan sekedar mimpi belaka. Faktanya manfaat lorong wisata kini dirasakan oleh masyarakat. Bahkan  berhasil menarik perhatian  Pemerintah Amerika Serikat.

Dengan adanya lorong wisata masyarakat dapat sama-sama menanam. Lorong wisata menjadi jawaban krisis pangan yang menghantui dunia.

Pada dasarnya guna mencegah krisis pangan maka penting mengajarkan dan mengajak masyarakat untuk menanam pangannya sendiri. Di perkotaan hal ini dikenal dengan sistem pertanian urban farming.

Urban Farming diperuntukkan bagi masyarakat kota sebagai kegiatan budidaya pertanian dengan memanfaatkan lahan-lahan yang ada disekitar rumah.

Dengan demikian, lorong wisata dapat memicu warga untuk mandiri, serta mampu memanfaatkan lorong-lorong sebagai ruang budidaya pertanian.

Dengan adanya kegiatan menanam bersama menciptakan kebahagiaan diantara warga masyarakat kota. Disaat bersamaan meningkatkan interaksi sosial dalam sebuah kelompok masyarakat.

Akhirnya lorong wisata tidak hanya soal ekonomi dan tata ruang kota, tetapi juga menjadi ruang silaturahmi dapat dipupuk dan dirawat.

Penulis merupakan warga Makassar, mahir bermain latto-latto