Taufik Hidayat*
Makassar adalah salah satu kota yang terletak di kawasan timur Indonesia dan kota ini merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, kota sebagai pusat perkembangan perekonomian khususnya di kawasan timur Indonesia. Makassar merupakan daerah otonom yang selalu berupaya untuk berbenah dan memperbaiki ‘diri’ dalam rangka mewujudkan Makassar yang dapat bersanding dengan berbagai kota yang ada di dunia atau dengan kata lain Makassar ingin mewujudkan dirinya sebagai kota berkelas internasional (world class).
Indikator kota dunia menurut kacamata saya sebagai masyarakat awam adalah kota yang layak bagi anak, layak bagi pemuda, layak bagi orang tua, kota cerdas (smart city), kota ramah lingkungan, kota aman dan nyaman bagi seluruh lapisan dan kelompok masyarakat, masyarakatnya berwawasan lokal namun bertindak global, kota yang religius-agamis, kota yang mengedepankan prinsip unity in diversity serta masih banyak indikator lain yang tetap berada dalam bingkai pancasila dan konstitusi.
Perwujudan Makassar sebagai kota dunia bukanlah merupakan hal yang mudah untuk dilakukan, untuk mewujudkan Makassar sebagai kota berkelas dunia harus didukung oleh penyelenggaraan politik kota yang beriklim demokratis dan layak bagi seluruh pemangku kepentingan, pemerintahan Kota Makassar harus menyelenggarakan tata kelola pemerintahan yang mampu menerapkan prinsip-prinsip good urban governance. Makassar harus dikelola dengan multi aktor, pemerintah kota tidak menjadi aktor tunggal dalam penyelenggaraan pemerintahan kota. Namun, pelibatan seluruh pihak sangatlah penting untuk kemajuan Makassar yang dapat dirasakan kemajuannya oleh generasi yang akan datang.
Pemerintahan Kota Makassar saat ini sudah berupaya untuk mewujudkan Makassar sebagai kota dunia yang layak bagi semua, beberapa penghargaan telah diberikan oleh berbagai pihak dalam mengapresiasi kemajuan Kota Makassar dalam berbagai aspek pula.
Hal tersebut berarti bahwa pemerintahan Kota Makassar mendapatkan pengakuan dari berbagai pihak akan prestasi yang telah diraih tersebut. Akan tetapi, apresiasi atas kemajuan tersebut harus didukung oleh konsistensi dan komitmen yang tinggi oleh seluruh pihak untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitas kota Makassar dalam rangka mewujudkan kota berkelas dunia.
Oleh karena itu, masih banyak tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintahan dan masyarakat kota Makassar saat ini untuk mewujudkan Makassar sebagai kota berkelas dunia. Permasalahan kota yang kian kompleks seperti langganan banjir tiap tahun, kurangnya lapangan pekerjaan, kota yang (masih) diskriminatif bagi kelompok disabilitas, kriminalitas seperti ‘begal motor’ dan lain-lain, kota yang layak bagi anak serta kota yang hadir untuk menjawab berbagai persoalan klasik di Makassar saat ini. Selain itu, penanganan masalah sosial lain yang perlu ditangani oleh pemerintahan kota Makassar dan seluruh pemangku kepentingan yang lain adalah memberdayakan masyarakat miskin kota dan menghadirkan pendidikan murah dan berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat.
Pemerintahan kota Makassar sejatinya sudah mempunyai ‘good will’ untuk mewujudkan Makassar yang maju dan berkelas dunia. Namun, semua akan menjadi sia-sia jika ‘good will’ tersebut tidak ditindaklanjuti oleh komunikasi dan kerjasama yang baik oleh seluruh stakeholders yang ada, konsistensi dan komitmen DPRD kota Makassar, LSM, media dan terutama partisipasi aktif masyarakat kota Makassar adalah bagian terpenting untuk mewujudkan Makassar sebagai kota berkelas dunia dan layak bagi semua.
Meskipun, di era politik modern dewasa ini pengelolaan kota dengan pelibatan seluruh stakeholders menjadi penting dan menjadi marwah dari demokrasi, akan tetapi pemerintah kota Makassar melalui walikota dan seluruh jajarannya merupakan titik kunci untuk kemajuan dan keberhasilan kota Makassar dalam rangka mewujufkan Makassar kota dunia dan layak bagi semua.
Penulis adalah Alumni Pasca sarjana Administrasi Publik Unisnuh, Peneliti di Public Policy Network (Polinet) Makassar