Kota Daeng mungkin sudah disesaki oleh orang-orang pintar,karena di tiap sisi kota selalu kita dapati mahasiswa terpelajar,para pegawai dengan seragam yang rapi,hingga pejabat dengan kendaraan dinasnya yang mengkilap.namun mengapa di kota yang dihuni orang orang terdidik ini masih saja banyak masalah yang tak terselesaikan ?,apakah diantara banyaknya mereka tak ada yang mampu berpikir dan memecahkan masalah yang ada di kota Daeng ?,saya rasa tidak,toh mereka adalah orang orang pintar dengan pendidikan tinggi.lalu mengapa ?,sederhana saja jawabannya,mereka memang pintar,mereka sebenarnya mampu memikirkan solusi dari tiap permasalahan di kota ini,namun hanya segelintir dari mereka yang peduli dan memiliki kesadaran,sebagian besarnya lagi hanya sekedar pintar dan lantang mengkritisi tanpa sadar untuk ikut memikirkan solusinya.
Satu permasalahan yang ada di Makassar dengan setumpuk kritik dari berbagai kalangan namun tak pernah menemukan solusi yang efektif adalah sampah,tiap kali musim penghujan tiba kita selalu disambut genangan air di berbagai sudut kota,mulai dari gang sempit hingga jalan protokol yang tak pernah sepi dari pengendara dengan berbagai kesibukan khas penghuni kota Metropolitan.”Banjir lagi”,keluh orang orang yang alas kakinya basah tergenang air,namun apakah banjir akan berhenti ketika kita mengeluh?,tentu saja tidak.entah mengapa meskipun banjir sudah menjadi langganan tiap musim hujan,masih saja banyak orang yang tak pernah peduli akan sampah yang sudah jelas menjadi pemicu timbulnya banjir.Sampai kapan kita harus mengeluh tanpa melakukan apa- apa?,sudah saatnya kita sadar dan memperhatikan sampah.mulailah untuk memungut sampah dan membuangnya pada tempatnya,seperti slogan yang tertulis di berbagai tempat namun seakan tak ada yang mengerti arti slogan itu.
Pemerintah kota Makassar memang telah melakukan berbagai cara untuk menangani permasalahan sampah,mulai dari menyiapkan Armada mobil boks TANGKASAKI hingga membuat tempat pembuangan sampah yang deberi nama TPA Bintang 5,namun semua inovasi yang diciptakan masih saja belum efektif karena kita sendiri sebagai masyarakat kurang menyadari dan senantiasa tak peduli masalah sampah,kita sudah sepatutnya bersinergi dengan pemerintah menciptakan kota Makassar yang bersih dan bebas banjir.
Ada berbagai cara sederhana yang dapat kita lakukan seperti
Mengurangi penggunaan barang kemasan
Kemasan produk merupakan sampah yang paling sering ditemui. Usahakan jangan membeli produk dalam kemasan sachet, tapi belilah produk yang dikemas dalam ukuran besar untuk mengurangi sampah. Jika memungkinkan, pilih produk yang dikemas dalam botol kaca.
Menyediakan tas belanja sendiri
Mulai untuk membiasakan diri membawa tas tiap kali ingin berbelanja. Dengan membawa keranjang belanja, Anda tidak perlu lagi memakai kantong-kantong plastik untuk membawa barang belanjaan. Sampah yang berupa kantong plastik pun akan berkurang
Menggunakan kembali botol plastik
Pada saat membeli minuman dalam botol, gunakan kembali botol tersebut jangan langsung dibuang, Dengan begitu kita tidak perlu berulang kali membeli minuman kemasan khususnya air mineral yang dikemas dalam botol.Sampah yang berupa botol plastik pun juga akan berkurang.
Memanfaatkan sampah
Mulai untuk membiasakan diri memilah-milah sampah yang bisa diurai kembali dan yang bisa didaur ulang. Untuk sampah yang bisa diurai kembali atau sampah organik, kita bisa memanfaatkannya sebagai pupuk kompos. Sedangkan sampah anorganik bisa digunakan untuk pot tumbuhan atau pekerjaan tangan lain.
Saya rasa dengan cara sederhana itu saja kita sudah mampu untuk menciptakan kondisi lingkungan yang bersih dimulai dari diri sendiri,intinya hanya dibutuhkan kesadaran dan tindakan nyata untuk menciptakan kota Makassar yang bersih dan tak lagi “lupa bahagia” karena datangnya banjir yang selalu saja menjadi tamu menyebalkan.
Penulis, Ilham Isla. Tulisan ini merupakan karya esai yang dilombakan pada kegiatan Makassar Literasi Award