[Gambar Ilustrasi]
Pendidikan lahir sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan, semakin banyak masyarakat yang mengenyam pendidikan dan terdidik seharusnya permasalahan masyarakat semakin berkurang. Akan tetapi realitanya tidak demikian. Nyata terihat ada yang salah dari sistem pendidikan kita yang kian hari kian direvisi namun semakin sulit diakses oleh masyarakat.
Nelson Mandela pernah berujar “Pendidikan adalah senjata yang paling mematikan, karena dengannya kita dapat mengubah dunia.” dan quote ini yang paling familiar didengungkan di setiap kelas atau pun di kegiatan pendidikan lainnya. Namun pendidikan kita hari ini memperlihatkan lemahnya etika, rapuhnya akhlak, buta sejarah dan budaya, miskin ide dan kreativitas bahkan nilai humanisme dan nasionalisme yang sudah mulai goyah.
Hal itu mengindikasikan bahwa pendidikan kita kini beralih fungsi dari senjata mematikan pengubah dunia bisa menjadi senjata makan tuan yang dapat mematikan peradaban bangsa. Dan perlu diingat kembali bahwa bangsa Indonesia bisa berdiri kokoh dari keringat kerja keras dan darah pengorbanan pahlawan yang sangat peduli akan pendidikan. Hal itu yang kemudian dituangkan dalam cita-cita kemerdekaan pada UUD 1945, mencerdaskan kehidupan bangsa.
Fakta berbicara, dalam hal minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Berdasarkan hasil studi Most Literred Nation In The World 2016 menempatkan Indonesia di urutan ke-60 dari 61 negara. Tepat diantara Thailand dan Botswana. Dari 1000 orang Indonesia hanya satu orang saja yang memiliki passion dalam hal minat baca.
Dari latar belakang ketimpangan dalam sektor pendidikan kita di atas. Walikota Makassar, Ir. Moh. Ramdhan Pomanto kemudian menilai ketimpangan itu sebagai ruang kosong yang harus segera diisi. Pengisiannya dengan pendekatan partisipatif bersifat touching heart/heartware. Dengan latar belakang akademisi dan praktisi profesional–mantan dosen arsitektur UNHAS, arsitek dan perencana tata ruang kota–kemudian beliau berinisiatif menyusun konsep 18 revolusi pendidikan kota Makassar guna mengisi ruang kosong tersebut. Target jangka panjang dari konsep tersebut adalah terciptanya generasi baru Makassar yang unggul, kuat dan siap bertarung di masa depan.
18 revolusi pendidikan kota Makassar yang beliau susun kemudian diintegrasikan dengan Makassar student smart card yang keduanya merupakan bagian dari cita-cita Makassar menjadi smart & sombere city. Kedua program ini salah satu dari sekian banyak program bersifat non-fisik secara pembangunan. Sederhananya, cita-cita menjadi Makassar smart & sombere city bisa terwujud apabila semua lapisan warga kota–pemerintah kota dan masyarakat kota–kemudian bekerjasama dan konsisten mewujudkan program pembangunan kota secara fisik dan non-fisik secara bertahap.
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh besar pada pembangunan secara non-fisik. Makanya untuk mewujudkan cita-cita kota Makassar ini, dibutuhkan inovasi yang bisa menjadi optimator untuk mengoptimalkan 18 revolusi pendidikan walikota Makassar agar nyata dan merata. Selain itu dengan inovasi ini nantinya, secara tidak langsung kota Makassar akan menjadi kota dunia yang ramah literasi dengan pendidikan yang bekualitas dan unggul.
Inovasi ini kemudian lahir dari celah optimasi antara peintegrasian 18 revolusi pendidikan walikota Makassar dengan Makassar smart student card. Inovasinya berupa Makassar smart student apps. Yang inti pengembangannya untuk memanfaatkan teknologi aplikasi berbasis smartphone yang mudah dan gratis menjadi sistem pendukung dalam proses pembelajaran siswa berskala kota Makassar.
Dengan memanfaatkan teknologi aplikasi yang bisa diakses melalui smartphone, tablet maupun PC ini, bentuk pembelajaran yang bersifat manual dan kurang ‘welcome’ dengan perkembangan zaman akan berubah menjadi lebih efektif dan efisien. Jika diterapkan, inovasi ini akan menjadi bukti bahwa kota Makassar layak menjadi smart & sombere city dan bisa menjadi contoh yang positif bagi kota-kota lain karena pertama di Indonesia.
Berikut beberapa fitur aplikasi Makassar smart student apps yang bersifat one-stop application–aplikasi yang mampu mengatasi masalah dengan satu wadah solusi yang sama–pertama di kota Makassar yang nantinya bisa dikembangkan sesuai kebutuhan agar tepat sasaran dan agar fitur aplikasi ini dapat optimal dan terhindar dari bentuk penyalahgunaan. Berikut beberapa fiturnya, yaitu :
- Fitur chat/diskusi interaktif antara guru, siswa dan orangtua yang bersifat real time dan bisa diakses dimana dan kapan pun dengan bantuan akses internet. Fitur ini bertujuan untuk membangun hubungan emosional ketiganya guna mempersiapkan generasi bangsa yang berkualitas dan unggul secara akademik dan non-akademik.
- Menjadi aplikasi yang menyediakan update berita dan informasi seputar pendidikan kota Makassar, Indonesia dan dunia yang bersifat edukatif, progresif dan inovatif. Dengan fitur ini, kita secara tidak langsung juga akan mendapatkan data tingkat perhatian orangtua siswa dengan latar belakang profesi yang berbeda-beda terhadap kebutuhan edukasi anaknya.
- Fitur kemudahan akses informasi berupa absensi siswa, kemajuan belajar, indeks prestasi, bahkan keterangan mengenai tugas. Dengan fitur ini kita juga sudah ikut mengurangi penggunaan kertas, biaya fotokopi dan biaya pemeiharaan sarana prasarana.
- Dengan menggunakan aplikasi smartphone, sistem e-learning akan jauh lebih fleksibel namun tetap kompleks sehingga proses belajar bisa efektif dan efisien. Salah satu contohnya dapat berupa time schedule tugas harian yang jelas diolah oleh sistem dalam sepekan sehingga siswa tidak lagi beralasan tidak ingat mengerjakan tugas.
- Juga tersedia fitur online shop yang akan memudahkan siswa dan orangtua siswa untuk mencari dan membeli sarana prasarana pembelajaran yang sesuai kebutuhan dengan promosi yang menarik. Selain itu, fitur ini juga akan membuka kesempatan penjualan yang luas berbasis online bagi pedagang ATK kecil menengah secara progresif dan konsisten. Sedangkan fitur plagiarism checker dapat memudahkan guru untuk mengecek tingkat plagiasi dari tugas siswa. Ini sebagai wujud pembelajaran integritas diri yang memang harus dipahamkan sejak dini di bangku sekolah.
Dengan begitu esensi teknologi untuk membantu lini kehidupan masyarakat dalam hal pendidkan bisa diterapkan secara optimal. Dengan melibatkan guru, siswa dan orangtua siswa sebagai subjek bukan objek dalam pembangunan generasi bangsa secara non-fisik. Dengan diterapkannya inovasi ini, maka 18 revolusi pendidikan walikota Makassar bisa optimal diterapkan secara nyata dan merata bagi seluruh masyarakat kota Makassar.
Penulis, Indar Ariska. Tulisan ini merupakan karya esai yang dilombakan pada kegiatan Makassar Literasi Award