Oleh Andi Anggasta*
MAKASSARBICARA.ID – Kenyamanan suatu tempat juga mengedepankan aspek kebersihannya. Kota sebagai wilayah padat penduduk beriringan dengan meningkatnya produksi sampah, baik sampah rumah tangga ataupun sampah industri.
Kota Makassar sebagai salah satu kota terbesar Indonesia dengan kepadatan penduduk yang 8.122 jiwa/km² (BPS 2021). Alhasil memproduksi sampah rata-rata 1.000 ton perhari.
Kondisi demikian adalah masalah besar sehingga pemerintah harus mencari solusi dengan merumuskan kebijakan serta langkah penanganan dan penanggulangan lainnya.
Salah Satu gebrakan Walikota makassar, Danny Pomanto yakni menghadirkan personil mengawasi masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Kebijakan ini patut diapresiasi karena merupakan ikhtiar menjadikan Makassar lebih bersih.
Pengawas sampah yang dibentuk oleh Danny Pomanto disebut sebagai ‘Pakkandatto’ (Pasukan Penindakan Anti Kotor).
Tugas Pakkandatto yakni mengawasi, menegur dan menindak masyarakat yang membuang sampah sembarangan.
Ketika warga kedapatan membuang sampah sembarangan, maka diberikan denda hingga penindakan berupa pidana.
Saat ini terdapat 153 personil Pakkandatto yang berasal dari perwakilan tiap kelurahan.
Harapannya, masyarakat sadar agar tidak membuang sampah di parit, saluran irigasi, kanal, drainase, taman kota, tempat terbuka, fasilitas umum, dan jalan.
Program Pakkandatto besutan Wali Kota Makassar tersebut mampu memberikan solusi kebersihan.
Jika hal ini berjalan terus-menerus, maka akan tumbuh kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan bersama. Sehingga cita-cita Makassar sebagai kota bersih dan kota dunia dapat terwujud.
Selain pembentukan personil Pakkandatto, Danny Pomanto juga menambah armada angkutan sampah untuk mempercepat mobilisasi sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA). Armada tangkasaki bukan angkutan biasa, sebab dilengkapi dengan hidrolik untuk memudahkan petugas menurunkan sampah.
Dari program kebersihan ala Walikota Makassar diharapkan mampu mempertahankan predikat kota terbersih yang pernah didapatkan 3 kali berturut-turut sejak tahun 2017.
Selain penghargaan Adipura, Kota Makassar juga memperoleh penghargaan Adipura ASEAN pada acara 4th ASEAN Environmentally Sustainable City Award.
Namun, Pemkot harus bekerja lebih keras lagi. Terutama problem pengelolaan sampah yang ada di TPA.
Selain menggunakan lahan yang cukup luas, juga mencemari lingkungan, termasuk menimbulkan bau tidak sedap, pencemaran tana, air dan udara.
Untuk itu Danny Pomanto berencana menghadirkan mesin khusus yang dapat mengubah sampah menjadi biogas.
Rencana Danny ini perlu didukung sampai terealisasi. Oleh karena itu, kita sebagai warga Makassar sudah sepatutnya mengawal rencana Walikota Makassar tersebut.
Dari dua program kebersihan Danny Pomanto di atas, Pakkandatto dan peremajaan mobil pengangkut sampah, memberikan dampak baik yang bukan hanya terhadap kebersihan kota, tetapi turut menguntungkan masyarakat yang bekerja sebagai petugas kebersihan.
Penulis merupakan warga Makassar, mahir bermain latto-latto