Oleh Puang Acha Pallawarukka*
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Makassar merupakan kali pertama mengukir sejarah. Sepanjang pesta demokrasi diselenggarakan di Kota Anging Mammiri baru kali ini hanya diikuti dua pasang kandidat
Pesta yang diselenggarakan lima tahunan ini berdasarkan penetapan KPU hanya diikuti oleh dua kandidat. Petahana Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto yang berpasangan dengan Indira Mulyasari Paramastuti (DIAmi) maju secara independen head to head Munafri Arifuddin berpasangan dengan Rachmatika Dewi ( ACO) yang diusung 10 Partai.
Majunya kembali Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto yang berpasangan dengan Indira Mulyasari Paramastuti (DIAmi) secara independen bukan tanpa alasan, mengapa tidak? berdasarkan survei yang dilakukan oleh beberapa tim riset elektabilitas pasangan DIAmi berada di angka 60-70%.
Tingginya popularitas pasangan DIAmi, merupakan alasan utama tampil percaya diri mencalonkan kembali sebagai calon walikota dan wakil walikota Makassar. Hasil survey tidak hanya dilihat dari satu lembaga saja, apalagi hanya mengandalkan survey internal. Minimal, ada tiga lembaga yang harus dijadikan pandangan dalam menjalankan kerja-kerja politik saat ini.
Lembaga Survei dan Konsultan Politik, Epicentrun Politica telah merilis dari beberapa hasil risetnya. Berdasarkan rilisnya, hasilnya masih mengunggulkan petahana. Salah satu indikatornya yakni pemilih garis keras (strong voters) masih berada diangka 60-70% untuk pasangan Danny Pomanto dan Indira Mulyasari Paramastuti (DIAmi).
Artinya, sangat kecil peluang penantang untuk mengejar kekuatan pasangan petahana yang menggunakan jalur perseorangan (independen). Apalagi, dari berbagai hasil survei, popularitas elektabilitas dan akseptabilitas pasangan DIAmi masih berada di urutan pertama.
Dengan kata lain pasangan Appi-Cicu harus bekerja ekstra keras untuk menumbangkan sang petahana, untuk melampaui elektabilitas pasangan DIAmi. Sehingga disaat resmi mendeklarasikan hingga pencabutan nomor urut baru-baru ini pelbagai catatan pun tertinggal, di antaranya sejumlah program yang dilontarkan oleh Appi Cicu.
Di antaranya, yakni program Rp 50 Juta per Rukun Tetangga (RT) setiap tahun. Peruntukan dana ini tak termasuk anggaran Rp 1 juta per bulan untuk seluruh ketua RT secara merata tanpa disertai beragam persyaratan yang sulit.
Program tersebut, tidak membuat gentar sang petahana untuk meraih kembali posisi orang nomor satu di Kota Daeng. Kekuatan utama yang menjadi “senjata” bagi pasangan DIAmi yakni berbagai torehan prestasi. Tercatat dalam kurun empat tahun kepemimpinan Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto bersama Syamsu Rizal berhasil meraih ratusan penghargaan baik nasional bahkan internasional untuk Kota Makassar.
Jumlah penghargaan yang diraih mencapai 121 penghargaan. Beberapa di antaranya merupakan sejarah baru sepanjang pemerintahan kota Makassar. Salah satunya adalah opini Wajar Tanpa Pengecualiaan (WTP) dari BPK sebanyak dua kali berturut- turut, yakni 2015 dan 2016.
Selain itu kota Anging Mammiri ini memperoleh piala Adipura hingga tiga kali berturut, yaitu pada tahun 2015, 2016, dan 2017, ditambah piala Adipura ASEAN.
Penghargaan lain yang diraih selama masa pemerintahan Danny adalah Wahana Tata Nugraha (WTN) 2016, Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) terbaik tingkat Nasional 2016. Penghargaan tertinggi bidang Pencegahan Kebakaran 2016, Penghargaan Government Awards Sindoweekly bidang infrastruktur 2016 , penghargaan nasional dari Kementerian Dalam Negeri atas prestasi. Predikat yang diperoleh yakni tertinggi nasional dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, yang disahkan oleh Dirjen Otonomi Daerah 2016.
Selanjutnya, National Sanitation Award 2016, kepala daerah terbaik 2017, Open Gov Award Singapore 2017, top 40 inovasi publik 2016, 2017, kota sehat 2016, LPPD (penyelenggaraan pemerintahan terbaik) 2016, 2017, best communicator kategori wali kota 2017, serta mayor of the year dari go insider 2017.
Yang paling menarik lagi, diakhir masa jabatannya, dalam rangka cuti Pemerintah Kota Makassar kembali meraih penghargaan sebagai Smart City dari program PASIKOLA yang telah mengalahkan sebanyak 200 negara kompetitor. Tema yang diusung dalam ajang bergensi tersebut yakni konsep kota pintar (smart city). Ajang Smart City Innovative Application Award 2018 berlangsung di Kota Taipe.
Ini memang menarik, diperbincangkan hingga saat ini, berbagai opini pun terus berdatangan dari berbagai sumber. Siapa kira-kira yang akan menahkodai Kota Makassar apakah sang Petahana atau Penantang?