Mengapa Danny ‘Lebih Baik’ Dibanding Andi Sudirman


Danny Pomanto (kiri) Andi Sudirman (kanan)

*Oleh Akbar

Makassarbicara.id – Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan semakin dekat digelar. Beberapa figur pun mulai menampakkan wajah di berbagai platform media. Dua diantara mereka yang dinilai bakal bertarung ‘habis-habisan’ yakni Wali Kota Makassar Dua Periode Danny Pomanto melawan mantan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.

Kedua figur ini dinilai publik paling potensial mengikuti Pilgub karena namanya sangat familiar di telinga masyarakat Sulsel saat ini. Keduanya pun memiliki kecenderungan sama, yakni dikabarkan bakal berpasangan dengan calon wakil gubernur perempuan.

Danny Pomanto diwacanakan bersama Indah Putri Indriani dan Andi Sudirman Sulaiman berpasangan Fatmawati Rusdi. Jika pertarungan Danny melawan Andi Sudirman benar-benar terjadi, penting mengurai rekam jejak keduanya sebagai pendidikan politik bagi pemilih.

Pertama, selama Danny Pomanto menjabat Wali Kota Makassar diganjar berbagai penghargaan individu maupun penghargaan pemerintahan. Terbaru, Danny Pomanto menerima penghargaan Anubhawa Sasana dari Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) RI Yasonna Laoly pada Jumat (14/6/2024) kemarin. Penghargaan diberikan atas jasa Danny mewujudkan Kota Sadar Hukum. Tak lama berselang, Pemkot Makassar dinobatkan sebagai salah satu kota terbahagia di dunia dan menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang masuk kategori versi Happy City Index. 

Jauh sebelumnya, Danny juga berhasil membawa Makassar mendapatkan dua kategori internasional lainnya, yakni peringkat 157 untuk City Index serta peringkat 115 untuk Smart City.

Predikat -predikat ini selaras dengan capaian Kota Sadar Hukum yang diraih sebelumnya, sekaligus menepis anggapan Makassar sebagai kota yang tidak aman. Danny juga menerima penghargaan dari Kejati Sulsel sebagai Role Model Kepala Daerah. Capaian bergengsi lainnya dimana Danny menjadi satu-satunya wali kota yang berhasil membawa Makassar mendapatkan lima Penghargaan Adipura.

Sementara prestasi terbaru Andi Sudirman Sulaiman ketika memimpin Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yakni penghargaan “Sangat Baik” dalam Anugerah Meritokrasi dari Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) atas keberhasilan penerapan sistem merit dalam manajemen ASN Tahun 2021 dan 2023.

Andi Sudirman dinilai berhasil dalam penerapan sistem Perencanaan Kebutuhan, Pengadaan, Pengembangan Karir, Promosi dan Mutasi, Manajemen Kinerja, Penggajian, Penghargaan dan Disiplin, Perlindungan dan Pelayanan, Sistem Informasi.

Andi Sudirman juga menerima penghargaan individu berupa penghargaan Satyalancana Wira Karya atas keberhasilannya menjaga ketahanan pangan di Indonesia pada Sabtu (10/6/2023).

Namun pada bidang ekonomi, terdapat perbedaan mencolok antara keduanya. Kondisi APBD Kota Makassar selama pemerintahan Danny selalu ‘surplus’. Sementara pemerintahan Andi Sudirman mengalami defisit dan menyisakan utang kepada Bahtiar Baharuddin selaku PJ Gubernur Sulsel. 

Pada 2023, PAD Kota Makassar mencapai Rp1,5 triliun atau naik Rp140 miliar dari tahun 2022. PAD ini tertinggi dalam sejarah Pemkot Makassar.Kondisi terbalik justru dialami kepemimpinan Andi Sudirman Sulaiman, dimana APBD Pemprov Sulsel mengalami defisit sebesar 1,5 triliun.

Bahtiar sebagai penerus kepemimpinan Andi Sudirman menyebut kondisi ini disebabkan perencanaan anggaran yang bermasalah selama bertahun-tahun, yakni anggaran belanja yang didesain tak sesuai dengan pendapatan. Bahkan akibat defisit tersebut Bahtiar menyebut Pemprov telah “bangkrut”. Dari penjabaran diatas, pemerintahan yang dipimpin Danny Pomanto harus diakui jauh “lebih baik” dalam pengelolaan ekonomi dibanding Andi Sudirman Sulaiman.

Terakhir, dari kekuatan politik, Danny Pomanto melawan Andi Sudirman juga menarik diurai.

Hanya saja, dari sumber daya politik Danny Pomanto lebih diatas angin. Pasalnya, kekuatan politik yang dimiliki Danny berafiliasi langsung ke partai. Dibandingkan Andi Sudirman Sulaiman yang bukan kader parpol manapun.

Danny Pomanto yang memiliki kedekatan politik dengan berbagai partai besar, termasuk pernah menjadi bagian Gerindra, Nasdem hingga PDIP, menjadi modal besar tersendiri untuk merebut kepercayaan partai. Terlebih Danny telah memperoleh mandat khusus dari barisan Jokowi melalui Projo.

Sementara Andi Sudirman Sulaiman masih terbilang minim pengalaman dalam bidang pemerintahan. Namun Andi Sudirman memiliki orang-orang dekat yang saat ini berada di lingkaran istana, juga punya sumber ‘logistik’ yang cukup besar termasuk kakak kandungnya Amran Sulaiman. Kendati begitu, ketersediaan finansial tidaklah cukup merebut dukungan partai dan publik. Setiap partai politik dan calon pemilih tentu juga secara rasional mempertimbangkan prestasi calon, dan kenyataan politik saat ini, Danny unggul diatas Andi Sudirman.