Musyawarah Rakyat dan “Magnet” Danny Pomanto


Oleh : Ahmad Sangkala*

MakassarBicara.com- Musyawarah rakyat sudah berlalu, namun masih terus riuh di perbincangkan masyarakat. Bukan hanya masyarakat Makassar, tetapi juga secara nasional. Perbincangan ini pun tak hanya di kalangan masyarakat bawah, namun juga elit – elit nasional. Musyawarah rakyat berhasil menjadi magnet politik tanah air, berlebih lagi dimuat oleh dua TV nasional yakni metro TV dan Inews TV.

Danny Pomanto bukan hanya berhasil mensolidkan simpul kolom kosong dan loyalisnya saat Pilwali 2018 lalu. Tetapi juga membawa kebanggaan bagi Makassar. Model penentuan majunya kandidat kepala daerah dengan musyawarah rakyat merupakan hal yang pertama kali di lakukan Indonesia. Dengan begitu, Musyawarah rakyat menjadi Magnet bagi para elit partai politik untuk melirik Danny Pomanto sebagai usungannya di Pilwakot Makassar.

Pada Musyawarah rakyat (22/2/2020) di Celebes Convension Center (CCC), Partai Nasdem yang merupakan partai pemenang di kota Makassar menyerahkan rekomendasi kepada Danny Pomanto. dengan modal 6 kursi, tentunya Danny Pomanto bersama partai Nasdem akan lebih mudah mencukupkan 10 kursi sebagai syarat minimal untuk bisa mendaftar ke KPU sebagai calon walikota Makassar. walaupun saat ini, rekomendasi Belum sesuai format KPU, Karena menunggu nama wakil walikota.

Pada Musyawarah rakyat pula, beberapa partai memberikan sinyal positif untuk memberikan dukungan kepada Danny Pomanto. dari beberapa elit partai tersebut yakni Ketua Golkar Sulsel Nurdin Halid, Ketua PDIP Makassar Andi Suhadah Sappaile, Ketua Golkar Makassar Farouk M Betta, Ketua PPP Makassar Burhanuddin Baso Tika, Ketua Demokrat Makassar Adi Rasyid Ali, dan beberapa pengurus lainnya.

Kehadiran ketua – ketua partai ini menandakan bahwa ada sinyal untuk mengusung Danny Pomanto. hal ini juga memang ditunjang karena dari semua Partai ini, Danny Pomanto mendaftar dan mengikuti tahapan seleksi calon kepala daerah sesuai mekanisme partai masing – masing. Selain itu, dari semua lembaga survei masih menunjukkan Danny Pomanto memiliki elektabilitas tertinggi.

Pasca musyawarah rakyat, polemik yang muncul justru ada pada calon wakil yang akan mendampingi Danny Pomanto. Dimana partai Golkar menyodorkan nama Zunnun Nurdin Halid. Begitu pun partai Demokrasi Indonesia perjuangan (PDIP) menyodorkan Andi Yagkin Padjalangi dan Taufiqqul Hidayat Ande Latief (Onasis). Keduanya partai ini merupakan partai besar dimana PDIP mengendalikan 6 kursi dan Golkar 5 kursi.

Seperti komitmen diawal Danny pomanto, dimana keputusannya ingin mempersatukan rakyat dan partai politik. Maka karena pada musyawarah rakyat, berdasarkan permintaan rakyat untuk maju melalui jalur partai. Maka untuk keputusan calon wakil, nantinya di serahkan pada musyawarah partai pengusung. Tentunya, semua keputusannya dijalankan dengan musyawarah.

Kedepan, Danny Pomanto tentunya akan terus memberikan kejutan sekaligus “magnet” bukan hanya pada elit partai politik, tetapi juga bagi seluruh warga Makassar. jika dengan kekuatan rakyat mampu memenangkan kolom kosong, maka dengan menyatunya rakyat dan partai politik mengusung Danny Pomanto, Insya Allah, kita bersama mewujudkan Makassar dua kali tambah baik.

Sekali lagi, soal kepastian partai dan nama calon wakil walikotanya, tungguma!