Oleh Agung Wahyudi*
MAKASSARBICARA.ID – “Hard times create strong men, strong men create good times, good times create weak men, weak men create hard times”.
“Masa krisis melahirkan manusia kuat, manusia kuat menciptakan kejayaan, kejayaan melahirkan manusia lemah, manusia lemah menciptakan krisis”.
Perkataan di atas tentu sangat populer. Khususnya yang sering membaca dan mengkaji isu-isu perubahan sosial. Termasuk soal peradaban.
Quotes ini menjelaskan bahwa masa sulit atau krisis akan melahirkan manusia kuat. Manusia kuatlah yang menciptakan kejayaan. Apabila kejayaan itu tidak disikapi dengan bijaksana akan mengantarkan pada krisis dengan lahirnya manusia lemah.
Seketika saya teringat ucapan salah seorang teman ketika berdiskusi soal kondisi Indonesia. “Sepertinya bagus kalau kita dijajah kembali”, ujarnya spontan setengah bercanda.
Menurutnya, generasi founding father and mother Indonesia adalah manusia kuat karena memang kondisi pada saat itu mengharuskannya demikian jika ingin bertahan.
Mereka harus kuat membaca, belajar, serta bekerja agar dapat bertahan dan terutama untuk bangkit melawan penjajah. Dan kesadaran itu yang hilang di generasi hari ini.
Kalau kita mencermati dengan teliti, kita juga hidup di zaman yang dalam keadaan krisis.
Generasi dulu merasakan krisis karena dijajah imperialisme. Generasi sekarang (merasakan) krisis karena dijajah neoimperialisme.
Apa Itu Neoimperialisme?
Neoimperialisme adalah istilah untuk gaya penjajahan model baru.
Jika dulu penjajahan itu dilakukan dengan brutal lewat senjata dan fisik, kini penjajahan itu dilakukan dengan ideologi dan sistem.
Kita sering mendengar “yang kaya makin kaya, yang miskin tambah miskin”. Ini adalah potret penjajahan model baru yang dimaksud.
Ideologi dan sistem global yang menciptakan gap antara si kaya dan si miskin.
Orang kaya mampu mengakses pendidikan dan segala sumber daya dengan kapitalnya sehingga mereka dapat hidup berkecukupan.
Sedangkan orang miskin tehalangi dari pendidikan dan sumber daya karena kapitalnya. Kalaupun diberi akses kepada pendidikan hanya sebatas agar mereka melek membaca dan menghitung.
Akhirnya, yang dapat menguasasi segala hal hanya orang-orang kaya yang punya akses kepada semua sumber daya itu.
Sedangkan orang miskin hanya akan menjadi budak dari sistem itu sendiri. Inilah neoimperialisme. Penjajahan model baru.
Penjajahan yang lebih kejam walaupun tidak dirasakan secara kasat mata oleh kebanyakan manusia karena dilakukan dengan ideologi dan sistem.
Masih belum sadar kalau kita terjajah? Coba deh enggak usah kerja. Pasti kalian koid. Gak percaya kan?
Yang paling parah dari penjajahan model baru ini adalah objek penjajahan tidak merasa dijajah atau bahkan merasa baik-baik saja sehingga tetap merasa perlu mempertahankan kondisi krisis ini.
Masa krisis harusnya melahirkan manusia kuat, tapi dengan penjajahan model baru ini justru melahirkan manusia lemah. Ironikan….?
Penulis merupakan Co-Founder Lentera Komunikasi.