Pak Danny, Ditunggumaki!


Gambar : tim sobatdp

Oleh : Ahmad Sangkala*

MakassarBicara.com- Jika Danny Pomanto sudah mulai sering disebut –sebut, itu berarti Makassar akan kembali menggelar pesta demokrasi. Danny, sebelum  menjabat walikota namanya tak begitu familiar. Bahkan namanya tak begitu populer saat maju berpasangan dengan Syamsu Rizal di pilwalkot Makassar 2014 lalu. 

Baru – baru ini mulai muncul berbagai diskusi, hasil survei dan pandangan pengamat yang berusaha meyakinkan publik jika Danny Pomanto sudah mulai lemah. Seperti yang ditegaskan oleh Direktur Eksekutif PT GSI, Herman Lilo saat diskusi  ngopi : ngobrol politik bertema Menakar Peluang Kandidat Pilwalkot Makassar 2020 yang digelar Komunitas Wartawan Politik Sulsel di Warkop 212 Toddopuli (1/12/2019). Alasannya karena hilangnya power Danny di lingkaran birokrasi semenjak plt Walikota menjabat dan dikembalikannya pejabat-pejabat yang dimutasi Danny ke posisi semula.

Di salah satu media pun memberitakan dengan judul Kekuatan Danny Pomanto Semakin Tergerus Jelang Pilwalkot’. Media lainnya juga saat memberitakan konferensi pers lembaga survei PT Parameter di hotel Mercure (12/9/2019) mengangkat judul Survei ; Danny Pomanto tak lagi kuat di Pilwalkot Makassar 2020.

Selain di berbagai media online, di media sosial juga mulai muncul meme dan berbagai komentar terkait kegagalan dan kelemahan Danny Pomanto. Seperti jelas terlihat, negatif campaign dan black campaign yang di arahkan kepada Danny Pomanto terlihat tersistematis. Mungkin memang di organisir untuk melemahkannya.

Pertanyaan kemudian, kenapa Danny Pomanto harus diserang?

Jawaban dari pertanyaan ini sederhana, Danny paling diperhitungkan dalam memenangkan pilwalkot 2020 mendatang. Setidaknya ada beberapa alasan, diantaranya pertama, Danny dengan tagline “Anak Lorong” ini mampu  membuktikan bahwa  program yang dijanjikan dapat direalisasikan dengan baik.

Selain mampu meraih berbagai penghargaan nasional maupun internasional, program yang dijalankan Danny Pomanto pun bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Sebut saja Dottorotta’, NTPD 112, lorong garden, Tangkasaki dan berbagai program lainnya. Kebijakan pemilihan serentak RT/RW serta peningkatan tunjangannya, membuat unjung tombak pelayanan publik semakin dekat.  Belum lagi pembagian smartphone kepada RT/RW membuat kontrol akan lebih cepat dan merevolusi pengaduaan pelayanan publik berbasis teknologi.  Kedua, dari berbagai lembaga survei, semua masih menempatkan Danny Pomanto dengan elektabilitas tertinggi.

Dengan alasan inilah maka Danny Pomanto jadi musuh bersama., kalau bahasa warung kopi-nya “Asal Bukan DP”.  Ini menandakan Danny pomanto masih  sangat kuat. Jika memang tak lagi kuat, harusnya Danny Pomanto tak perlu dicaci di medsos, cukup persiapkan figurnya siapa, visinya apa dan programnya apa serta partai apa yang dikendarai.

Betulkan Danny Pomanto dinantikan masyarakat Makassar?

Tagline Tungguma’, yang ramai digunakan beberapa simpatisan Danny Pomanto tentu bukan kerjaan buzzer semata. Tapi itu adalah nurani rakyat Makassar. mungkin yang mencaci itulah yang merupakan buzzer bayaran.

Bukti antusias masyarakat Makassar juga sejalan dengan hasil survei yang di rilis CRC bulan Juli 2019 lalu. Dimana popularitas Danny Pomanto  mencapai 94,3 persen dan angka akseptabilitas sebesar 84,4 persen. Hal ini menegaskan bahwa mayoritas rakyat Makassar menginginkan Makassar tidak mundur lagi.

Walaupun berbagai terobosannya selama menjabat Walikota mulai “dimodifikasi” oleh Pj Walikota yang melanjutkan kepemimpinannya. Tapi hasil riset CRC masih menunjukkan bahwa memori masyarakat masih melekat terkait sosok Danny Pomanto. Danny Pomanto masih dianggap petahana.

Terakhir, karena cacian yang semakin ramai. Semakin  Ia dia dinantikan kembali kehadirannya memimpin Makassar. jangan biarkan Rakyat Makassar menunggu, saatnya Welcome back Danny Pomanto!

Penulis adalah mahasiswa pascasarjana di salah satu perguruan tinggi di Makassar, Warga Makassar