Ekonomi dan Kreatifitas Lorong Garden Makassar


 

Kota Makassar merupakan salah satu daerah dan ibukota dari provinsi Sulawesi selatan. Kota Makassar sebagai multietnis dengan kemajemukan budaya-nya. Dimana suku Makassar dan bugis sebagai penduduk asli serta suku mandar, toraja dan jawa sebagai suku pendatang yang tersebar diberbagai kecamatan se-kota Makassar. Majemuknya budaya dari tiap etnis menghasilkan beragamnya sistem pengetahuan dan kebiasaan dalam kehidupan bermasyarakat. Interaksi sosial yang terjadi berupa interaksi verbal dan nonverbal mengharuskan tiap individu atau kelompok selalu bersinggungan dengan lingkungan sekitar. Sikap toleransi merupakan suatu kewajiban dalam menciptakan kerukunan bermasyarakat antar etnis.

Setengah dari sekian banyak penduduk kota Makassar, memiliki tempat tinggal di Lorong. Lorong yang biasanya di setiap kota identik dengan penyakit, kumuh dan sering menjadi sumber penyakit sosial itu bisa membawa dampak buruk bagi masyarakat dan generasi selanjutnya, apabila tidak ditangani. Beda halnya dengan kota Makassar, Lorong menjadi prioritas utama dalam perbaikan dan pembangunan kemakmuran masyarakat kota Makassar. Sehingga Lorong yang biasanya kumuh dan sering menjadi sumber penyakit sosial, kini kita ubah menjadi Lorong yang asri, sejuk, indah, bahkan ditargetkan menjadi salah satu sumber ekonomi masyarakat.

Dilansir dari situs REPUBLIKA.CO.ID, mengatakan bahwa Lorong garden adalah salah satu program pemerintah kota Makassar, yang inisiatifnya dari masyarakat tetapi dikembangkan pemkot setempat. Maka daripada itu, tak heran jika kota Makassar kini menjadi kota yang indah untuk dipandang, ramah tamah, dan kota yang memiliki tingkat kreativitas masyarakat tanpa henti.

Inovasi Lorong garden dari program walikota Makassar ini memiliki tujuan diantaranya yaitu yang pertama untuk mengurangi angka pengangguran dan persoalan sosial baik dari segi kriminalitas, seks bebas, penyakit menular, dan lain sebagainya, di kota Makassar. Yang kedua yaitu untuk meningkatkan level ekonomi masyarakat setempat dengan menanam berbagai macam sayuran di sekitar Lorong seperti cabai, bawang, dan masih banyak lagi, yang nantinya hasilnya akan menjadi milik warga setempat.

Ada beberapa kemungkinan atau faktor penyebab yang membuat masyarakat kota Makassar memiliki tingkat kreativitas tanpa henti. Yang pertama adalah banyaknya rasa kekeluargaan antar sesama warga disekitar Lorong, yang pada akhirnya akan menciptakan rasa kreativitas untuk memperindah Lorong tempat tinggal mereka. Yang kedua adalah dukungan yang kuat dari pemerintah setempat untuk menciptakan suatu hal yang baru di Lorong. Yang ketiga adalah warga kota Makassar yang memiliki rasa semangat membangun dan bangga karena telah berbuat untuk kota Makassar.

Biasanya, kota besar di Indonesia hanya memperhatikan dan memperindah tempat-tempat yang utama tetapi tidak memperhatikan Lorong yang terdapat pada kota tersebut, beda halnya dengan kota Makassar yang lebih mengutamakan pembenahan dan kebersihan pada setiap Lorong. Dengan adanya program pemerintah Lorong garden masyarakat dapat dengan mudah mengembangkan imajinatif dan kreativitas pada kota Makassar.

Program inovasi Lorong garden ini bukan hanya sekedar untuk mengembangkan kreativitas masyarakat, tetapi program Lorong garden ini juga menjadi ruang yang di dalamnya multikomunitas, artinya setiap persoalan yang ada pada Lorong, mulai dari begal motor, orang-orang yang derajat kesehatannya rendah, hingga masyarakat yang kurang mampu kita benahi dengan dikembangkannya melalui penanaman cabe yang menghasilkan pendapatan besar bagi masyarakat yang tinggal di Lorong.

Wali kota Makassar Ramdhan pomanto mengatakan, Lorong adalah ibarat sel kota dan otaknya adalah pemerintah. “Jika pemerintah Makassar bisa menyatukan 7.000 lorong maka akan menghasilkan kekuatan ekonomi kerakyatan yang besar,” cabe ataupun tanaman yang dihasilkan dari Lorong garden nantinya akan dibeli pemerintah yang akan membentuk Badan Usaha Lorong (BULO).

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis menyimpulkan, bahwa, Lorong garden merupakan solusi inovatif dalam manangani masalah sosial dan masalah ekonomi pada masyarakat kota Makassar. Penerapan konsep ‘Badan Usaha Lorong (BULO)’ menjadi keunggulan atau cara tersendiri bagi pemerintah kota Makassar yang ingin mengurangi angka kemiskinan di kota Makassar.

 

Penulis, Dzulfikram Kamaluddin