*Oleh Akbar
Makassarbicara.id – Pertarungan panjang Pilgub Sulsel antara Danny-Azhar dengan petahana Andi Sudirman kini usai. Hitung cepat versi lembaga indikator politik menunjukkan keunggulan Andi Sudirman 76% dan Danny Pomanto sebesar 23%.
Sebagai petarung, Danny tetap berdiri tegak. Tak ada yang perlu disesalkan sebab dalam setiap pertarungan ada menang dan kalah. Danny hanya perlu bersabar, sebab kemenangan yang diinginkan sementara tertunda.
Petarung sejati seperti Danny perlu diapresiasi karena tekad dan perjuangannya menyelamatkan Sulsel telah diupayakan seoptimal mungkin. Tidak mudah memang menjadi penantang petahana. Namun Danny bersama Azhar telah memberikan ikhtiar terbaiknya untuk masyarakat Sulsel.
Dengan pengalaman dua periode sebagai Walikota Makassar, Danny maju dengan perlawanan sengit. Kunjungan Danny ke ratusan titik wilayah membuktikan keberpihakannya terhadap kaum miskin desa-perkotaan.
Dari banyaknya tokoh politik di Sulsel, hanya Danny yang mampu melakukan perlawanan terhadap dominasi kekuasaan. Danny tak peduli seberapa besar kekuatan yang dihadapi, sebab dirinya percaya kemenangan ada ditangan rakyat Sulsel.
Diluar dari perolehan suara yang secara angka menentukan pemenang, Danny-Azhar seyogyanya punya keistimewaan yang tak dimiliki Andi Sudirman. Danny memiliki konsep pembangunan Sulsel yang jauh lebih konkret. Visi misi Sulsel “Global Food Hub” yang sombere’, macca, dan resilient untuk semua sepatutnya dibanggakan, karena sejalan dengan visi nasional pemerintah Prabowo Subianto perihal Swasembada Pangan.
Guna mewujudkan visinya, Danny bakal membangun Sulsel dari 9 kawasan.
Pertama, Kawasan Koridor Pesisir Barat (Selat Makassar dari Pinrang, Parepare, Barru, Pangkep, Maros, Makassar sampai Takalar). Kedua, Kawasan Koridor Pesisir Selatan (Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, sampai Sinjai)
Ketiga, Kawasan Koridor Pesisir Timur (Teluk Bone dari Sinjai, Bone, Wajo, Luwu, Palopo, Luwu Utara, sampai Luwu Timur), lalu Kawasan Sabuk Kepulauan Sulawesi Selatan (dari Kepulauan Pangkep dan Kepulauan Selayar).
Kelima, Kawasan Sabuk Gunung Lompobattang-Bawakaraeng (dari Gowa, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, sampai Sinjai). Enam, Kawasan Sabuk Gunung Bulusaraung (dari Maros, Pangkep, Barru, Soppeng, sampai Bone)
Selanjutnya Kawasan Sabuk Gunung Latimojong (dari Sidrap, Pinrang, Enrekang, Toraja, sampai Luwu), lalu Kawasan Sabuk Pegunungan Verbek (dari Toraja, Toraja Utara, Luwu, Luwu Utara, sampai Luwu Timur).
Terakhir, Kawasan Koridor Subur Dataran Walanae (dari Pinrang, Sidrap, Soppeng, Wajo, Bone, sampai Sinjai.
Gagasan cemerlang diatas tidak dimiliki Andi Sudirman. Sehingga secara isi kepala, kualitas gagasan, dan komitmen, dimenangkan Danny-Azhar. Hanya saja, mayoritas pemilih belum mengedepankan aspek yang jauh lebih substansial dari elektabilitas semata.
Kendati demikian, Danny-Azhar tak perlu risau. Total suara mendekati 30 persen serta unggul di 3 kabupaten, paling tidak menggambarkan peningkatan popularitas Danny sekaligus menjadi modal penting untuk kontestasi politik mendatang.
Untuk Danny-Azhar, tetap cinta dan peduli terhadap masyarakat Sulsel. Kami berharap pertarungan berikutnya memenangkan kita semua, rakyat kecil yang hanya bisa diwakilkan oleh sosok Danny-Azhar.
Semoga Sulsel tetap baik-baik saja.