Secerca Harapan Untuk Kemajuan Lembaga Kemahasiswaan


Agung Surya Salam/Penulis

Oleh Agung Surya Salam*

MAKASSARBICARA.ID – Lembaga kemahasiswaan sebagai wadah untuk mengembangkan potensi, minat, dan bakat mahasiswa agar aktualisasi diri dapat tercapai dan mampu mengaplikasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Maka, tentunya Lembaga Kemahasiswaan diisi oleh orang-orang hebat yang memiliki daya intelektual kritis dan mampu bersosial di lingkungannya.

Dewasa ini, Lembaga Kemahasiswaan terjangkit kisruh dan polemik yang cukup serius. Tak perlu disebutkan ‘Lembaga’ apa yang dimaksud. Lembaga kemahasiswaan seolah-olah dijadikan sebuah arena permainan yang menyajikan kepentingan tiap-tiap golongan. Hal inilah yang menjadi jembatan menuju segudang masalah.

Hampir semua mahasiswa, apalagi aktivis kampus mencita-citakan Lembaga sehat dengan sistem demokrasi yang mengakar kuat di dalamnya. Hari demi hari, acap kali digaungkan kata ‘REVOLUSI’ dan ‘PERUBAHAN’. Namun semua itu hanya sebatas retorika politik yang munafik. Layakya ‘masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri’, tidak menetap dan tak berintegritas. Kata-kata itu rontok akibat kearogansian serta tendensi oleh oknum yang bermain di balik layar ‘demokrasi’. Intervensi dari ‘Lembaga Eksternal’ yang seharusnya tidak boleh terjadi justru memperkeruh keadaan.

Hemat penulis, terdapat banyak hal yang mengganjal di ranah Lembaga Kemahasiswaan itu. Sangat lucu rasanya karena Lembaga Kemahasiswaan dijadikan ajang jual beli kepentingan oleh oknum yang pada akhirnya berimplikasi pada hilangnya nilai jual sebuah lembaga.

Semua orang berhak berpendapat dan berpandangan.

Maka, hanya secerca harapan yang perlu dipahamkan. Bahwa semuanya tergantung dari diri sendiri. Bagaimana memaksimalkan penggunaan tanggung jawab demi kepentingan bersama agar cita-cita lembaga yang didambakan dapat tercapai. Semoga periodesasi kepengurusan Lembaga Kemahasiswaan yang hadir hari ini lebih mengutamakan kepentingan bersama tanpa mendiskriminasi mereka yang berada di ‘akar rumput’. Seandainya mereka malah Sami’na Wa Atho’na terhadap para cukong, maka roda kerja Lembaga pasti akan kehilangan esensinya bahkan sebelum masa kepengurusannya berakhir.

Penulis merupakan mahasiswa UNM.