[ Ilustrasi F8 : Ist]
Sebuah kota di Indonesia yang bukan ibukota negara, namun terasa seperti ibu kota karena telah menjadi centre point of Indonesia. Makassar. Kota yang semakin tahun semakin menunjukkan taringnya. Selain perkembangan ekonomi yang terus meningkat, pola kehidupan masyarakatnya pun semakin berkembang. Di sela rutinitas masyarakat, di tengah peradaban kota yang semakin maju, Makassar menjadi kota yang selalu unjuk dalam potensi daerahnya.
Indonesia menjadi negara yang selalu jadi pusat perhatian, sebab Indonesia merupakan negara yang memiliki perbedaan terbanyak, namun bisa bersatu dalam satu kesatuan. Keaneka-ragaman kita yang menjadi taring yang tajam untuk dinikmati. Setiap daerah-daerah di Indonesia pun pasti memiliki satu ciri khas kedaerahan, yang menjadi simbol bahkan identitas di daerah tersebut.
Sama halnya dengan Kota Makassar. Makassar menjadi pusat kehidupan provinsi Sulawesi Selatan. Dimana semuanya perkembangan terkumpul atau diwakilkan oleh Makassar itu sendiri. Ibarat sebuah barisan, Makassar menjadi pimpinan barisan, yang atau penyuara setiap potensi di Sulawesi Selatan. Banyak orang dari berbagai penjuru bahkan di luar Sulawesi Selatan memilih Makassar sebagai tempat untuk berjuang.
Makassar menjadi pilihan sebab kota ini menyajikan banyak hal yang bisa menjadi pilihan siapapun, di bidang apapun. Banyak alternatif yang bisa pilih untuk mengembangkan potensinya di Makassar. Terlebih lagi pemerintah kota telah melebarkan tangan menyambut semua hal positif dari pemuda di Makassar. Pemuda menjadi sumber utama hal-hal kreatif yang berdatangan. Pemuda menjadi pelaku perkembangan zaman yang semakin modern. Pemuda pula yang tidak boleh melupakan semua tradisi daerah di saat perkembangan kehidupan lagi marak-maraknya.
Kota ini adalah kota dengan mata dan pikiran yang terbuka. Apapun dan siapapun boleh mengasah diri dalam berbagai keahlian, pastinya masih dalam ranah positif dan berguna bagi sekitar. Ada banyak potensi yang ada di Indonesia, potensi yang sebenarnya bisa menjadi cahaya – bahkan bendera bagi suatu daerah untuk semakin maju dari sebelumnya. Potensi-potensi yang ada tidak akan terwujud jika tak mendapat dukungan dari siapapun, meskipun dari orang terdekat. Kita bersyukur, kita tinggal di kota dengan banyak dukungan bahkan memiliki dukungan dari pemerintah, apapun potensi yang kita miliki.
Sebagai wujud nyata dukungan pemerintah terhadap perkembangan budaya dan potensi yang dimiliki warganya, Bapak Walikota Makassar Ir H Mohammad Ramdhan Pomanto, atau akrab disapa pak Danny mengadakan sebuah festival menakbukan yang diadakan rutin tiap tahun di kota Makassar. Festival yang mengusung tema delapan potensi yang ada di Makassar, dan siap dinikmati seluruh tamu dalam maupun luar negeri.
Ini adalah kesempatan yang sangat luar biasa karena semua kemampuan-kemampuan yang dimiliki Sulawesi Selatan khususnya Makasar, dapat dinikmati dunia. Hingga Makassar menjadi satu-satunya kota yang mengadakan sebuah event internasional yang bertajuk unjuk potensi, namun dikemas kekinian.
Event yang bernama Makassar International Eight Festival & Forum atau populernya diberi nama F8. F8 menyajikan 8 sensasi yang siap memanjakan para tamu. 8 sensasi yang berasal dari potensi-potensi luar biasa Makassar, mulai dari fashion, film, food & fruit, flora & fauna, folk, fine art, fusion music, dan terakhir fiction writers & font.
Di F8, para seniman fashion dari Makassar mendapat dukungan penuh dengan menunjukkan hasil karya mereka di khalayak penonton yang hadir. Terlebih kehadiran beberapa perancang busana nasional pun semakin menambah antusiasme pecinta fashion tanah air.
Makassar juga tak mau kalah, ikut andil dalam industri film tanah air. Film asli Makassar seperti Bombe, Uang Panai’, Silariang, dan film Makassar lainnya mendapat respon positif dari warganya, yang membuktikan Makassar kini memiliki satu tempat spesial dalam mengembangkan minat film dalam negeri.
Kuliner menjadi salah satu alasan utama para wisatawan berkunjung ke Makassar. Siapa yang menolak akan cita rasa dari kuah dan legitnya daging coto? Atau siapa yang bisa tahan dengan sedapnya sirup DHT yang dituang dan dicampurkan dalam adonan pisang ijo? Di F8 itu sendiri pun, disediakan stand-stand yang menyediakan kuliner-kuliner asli Makassar yang siap disantap para tamu.
Spot-spot F8 sendiri setiap tahunnya akan dihiasi dengan tanaman hijau dan bunga, yang di sekeliling lokasi berkonsep hommy flower garden sehingga nyaman dipandang mata, dan bisa dijadikan background foto menarik yang bisa diabadikan bersama orang-orang tersayang.
Tak lupa juga, F8 selalu mengangkat tema baur kultur dengan konsep pesta rakyat dengan berbagai konten seperti penampilan musisi, dan band indie Makassar, pertunjukan tarian adat, nuansa lokasi seakan berada di sebuah pesta rakyat Makassar sebagai pengental suasana kota Daeng yang selalu dirindukan.
Hasil dari kreasi tangan-tangan warga Makassar juga diunjukkan di event tersebut. Seperti lukisan yang tak kalah dengan karya seniman luar negeri. Makassar memiliki banyak potensi yang bila perlu bisa diikutkan dalam kompetisi internasional.
Music menjadi elemen yang memiliki minat yang cukup besar di masyarakat Makassar. Terlebih penikmati musik lokal kian bertambah sebab kreatifitas para musisi lokal dalam mengolah musiknya, semakin menunjukkan inovasi yang bisa bersaing dengan musik nasional bahkan internasional. Di F8, pertunjukkan musik itu sendiri mengombinasikan antara musik jazz dengan musik etnik daerah, sehingga melahirkan jenis musik yang baru dan menjadi santapan nikmat bagi pecinta musik yang datang.
Perkembangan literasi di Makassar bisa dibilang semakin maju. Hari demi hari penulis di Makassar bermunculan dengan prestasi dan karyanya. Literasi dari anak Makassar pun tidak bisa dianggap remeh lagi. Seperti karir Aan Masnyur dengan karya yang telah mendunia, Faisal Oddang yang sempat menjadi perwakilan Indonesia di ajang Asean Young Writer di Thailand, serta penulis-penulis Makassar lain dengan karya yang terus lahir.
Event F8 ini bisa menjadi sarana bagi tumbuh dan berkembanganya pelaku seni lokal untuk dapat bersaing ke jenjang lebih tinggi. Selain itu, ciri khas tradisi kedaerahan kota Makassar pun tak terlupakan karena dikemas dengan gaya modern. Event ini akan berlangsung setiap tahunnya, jadi setiap tahunnya Makassar akan rutin menjadi pusat perhatian dunia.
Kita sebagai warga Makassar wajib bangga dengan perkembangan kota kita yang semakin maju ini. Kota kita yang semakin menunjukkan taring tapi tidak melupakan etnik dan budaya kita sendiri. F8 juga menjadi event yang membuat usia budaya Makassar semakin panjang. Seperti desain baju-baju yang didesain dengan tema lontara, sutera, dan etnic. Film-film yang menyusung tema tradisi Makassar sehingga membuat warganya kembali ingat dan melestarikan. Dan masih banyak lagi contoh tradisi yang dikemas sempurna untuk dinikmati siapapun yang datang.
Penulis, Hardiyansyah Supard. Tulisan ini merupakan karya esai yang dilombakan pada kegiatan Makassar Literasi Award