Oleh : Amir Sapar*
MAKASSSARBICARA.ID-Danny Pomanto kembali mendapat kehormatan lantaran diundang tampil dalam forum dunia di Korea.
Forum yang mempertemukan 49 perwakilan kota di dunia itu bernama World Cities Summit Mayor yang digelar di ibu Kota Seoul.
Diundangnya Danny dalam agenda bergengsi ini dapat dilihat sebagai penegasan, bahwa kepemimpinannya tidak hanya diakui di tanah air namun juga dikenal dunia.
Beberapa topik yang dibahas dalam forum internasional tersebut, pada dasarnya telah Danny terapkan selama memimpin Kota Makassar.
Artinya selama dua periode sebagai Walikota, Danny mampu melestarikan budaya dan warisan leluhur yang berorientasi pada pembentukan masyarakat inklusif dan berdaya di Kota Angin Mammiri.
Hal itu membuat Danny begitu tenang dan percaya diri saat mendapat kesempatan tampil di forum bergengsi tersebut.
Bahkan istimewanya dia menjadi sorotan saat mempresentasikan capaian-capaian Pemerintah Kota Makassar dihadapan perwakilan Walikota Dunia.
Dengan tampilnya Danny di Forum Internasional ini menegaskan pula Kota Makassar sebagai Kota Dunia.
Danny sebagai sosok arsitek, tentu paham betul bagaimana mewujudkan Makassar sebagai Kota layak huni dan nyaman, melalui penataan ruang yang Sombere dan Smart City.
Yang paling menyita perhatian peserta forum internasional saat itu, kala Danny memaparkan strategi mewujudkan kota dengan ketahanan iklim.
Strategi yang Danny sampaikan itu kini menjadikan Makassar sebagai Kota yang tangguh.
Dalam pemaparannya, Danny menyebut Kota Makassar memiliki dua sungai besar. Dalam posisi itu, Makassar sangat rentan mengalami dampak perubahan iklim.
Danny memaparkan, salah satu dampaknya adalah kenaikan permukaan laut Makassar setinggi 1,14 meter pada 2050 mendatang. Dengan dampak tersebut, Danny menjadikan Lorong Wisata sebagai jalan keluarnya.
Menariknya, Lorong Wisata yang sementara berjalan di Makassar ini, berdampak positif sekaligus menjadi catatan khusus bagi peserta forum internasional.
Lorong Wisata besutan Danny menjadi contoh program yang turut berkontribusi menyelamatkan Makassar dari dampak buruk perubahan iklim.
Selain dijalankan dengan partisipasi publik yang tinggi, Lorong Wisata juga berorientasi pada perbaikan ruang kota terbukti meminimalisir dampak perubahan iklim di kota-kota besar seperti Makassar.
Dengan keberhasilan itu, program Lorong Wisata setelah dipaparkan mengundang decak kagum.
Peserta forum menilai program Longwis sebagai salah satu inovasi cerdas lantaran mampu menyatukan masyarakat dengan program pemerintah dalam waktu relatif singkat.
Dari sini, kualitas kepemimpinan Danny harus diakui.
Kita bisa membayangkan, dari 47 persen penduduk Makassar yang tinggal di 8 ribu lorong, kini perlahan menjadi masyarakat yang berdaya.
Saat ini, Danny bersama jajarannya telah menyulap 2 ribu lebih lorong sebagai objek wisata dan sebagai pusat pemberdayaan ekonomi kreatif.
Tentu dengan strategi demikian, dekarbonisasi dapat dipercepat melalui ketahanan ruang kota dan ketahanan sosial dengan Longwis.
Dampak panjangnya adalah Kota Makassar menjadi kota yang berkelanjutan dengan kualitas harmonisasi sosial dan kemampuan ekonomi yang makin baik.
Penulis adalah Aktifis, Mahasiswa Pascasarjana Salah Satu PTN di Makassar